Jakarta (ANTARA) - Komite Teknis 13-08 Badan Standardisasi Nasional akan membagikan pengalaman Indonesia dalam menyusun standar internasional (ISO) di Platform Global untuk Pengurangan Risiko Bencana (Global Platform for Disaster Risk Reduction/GPDRR).

Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S Achmad saat dihubungi di Jakarta, Senin mengatakan Komite Teknis 13-08 penanggulangan bencana dibentuk BSN pada 2011 dalam rangka memenuhi penyediaan kebutuhan Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang penanggulangan bencana.

"Hingga saat ini telah ada dua publikasi standar ISO yang merupakan usulan dari Indonesia melalui Komite Teknis (Komtek) 13-08," katanya.

Kedua ISO tersebut adalah ISO 22328-1:2020 Security and Resilience — Emergency management — Part 1: general guidelines for the implementation of a community-based disaster early warning system, dan ISO 22327:2018 Security and resilience — Emergency management — Guidelines for implementation of a community-based landslide early warning system.

Selain itu, katanya, Indonesia juga masih aktif sebagai konseptor (convenor) atas dua usulan rancangan standar ISO yang saat ini masih berada dalam proses perumusan rancangan standar internasional.

Dua usulan tersebut adalah ISO/CD 22328-2 Security and resilience — Emergency management — Part 2: Guidelines for the implementation of a community-based landslide early warning system, dan ISO/DIS 22328-3 Security and resilience — Emergency management — Part 3: Guidelines for the implementation of a community-based tsunami early warning system.

Indonesia menjadi tuan rumah rangkaian pertemuan sesi ke-7 GPDRR di Bali pada 23-28 Mei 2022. Acara tersebut diketuai bersama oleh Pemerintah Indonesia dan Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR).

GPDRR merupakan forum internasional untuk mendiskusikan Kerangka Kerja Sendai untuk pengurangan risiko bencana atau Sendai Framework 2015-2030.