Wamenkes sampaikan lima hipotesis perihal penyebab hepatitis akut
23 Mei 2022 15:41 WIB
Suasana Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI bersama Kemenkes RI mengenai penanganan penyakit menular dan Bulan Imunisasi Nasional 2022 di Gedung DPR RI Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2022). ANTARA/Andi Firdaus.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyampaikan lima hipotesis perihal penyebab penyakit hepatitis akut misterius yang menyerang anak-anak berusia di bawah 16 tahun berdasarkan hasil penelitian para ahli kesehatan di dunia.
"Ada lima hipotesis kenapa kasus hepatitis akut bisa terjadi pada anak-anak. Pertama adalah infeksi Adenovirus," kata Dante dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin siang.
Dante mengatakan bahwa menurut hasil pemeriksaan Adenovirus ditemukan pada sekitar 70 persen pasien anak yang diduga terserang hepatitis.
Para ahli, ia melanjutkan, masih meneliti lebih lanjut bagaimana Adenovirus yang biasanya menyerang saluran napas pasien dan menyebabkan batuk hingga influenza menginfeksi anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Dante mengemukakan bahwa menurut hipotesis yang kedua, penyakit hepatitis akut misterius disebabkan oleh sindrom SARS-CoV-2 setelah infeksi yang tidak diketahui.
Hipotesis yang ketiga, menurut dia, menyebut pengaruh obat, racun, atau paparan lingkungan sebagai penyebab penyakit hepatitis akut. "Obat, racun, dan paparan lingkungan, terutama dari hewan, bisa menyebabkan penularan (penyakit) pada manusia, sehingga mungkin hepatitis misterius diakibatkan (oleh) itu," katanya.
Ia mengatakan bahwa menurut hipotesis yang keempat penyakit hepatitis akut disebabkan oleh patogen baru yang belum diketahui dan hipotesis yang kelima menyebut varian baru SARS-CoV-2 yang mungkin muncul sebagai penyebab yang harus diteliti.
Kementerian Kesehatan hingga 17 Mei 2022 telah mendata 14 kasus dugaan hepatitis, yang meliputi satu kasus di Sumatera Utara, satu kasus di Sumatera Barat, tujuh kasus di DKI Jakarta, satu kasus di Jambi, dan tiga kasus di Jawa Timur.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tujuh kasus dugaan hepatitis ditemukan pada anak berusia di bawah lima tahun, dua kasus ditemukan pada anak usia enam sampai 10 tahun, dan lima kasus ditemukan pada anak usia 11 sampai 16 tahun.
Dalam upaya menangani penyakit hepatitis akut yang belum diketahui pasti penyebabnya, pemerintah melakukan surveilans, analisis patogen untuk mengetahui varian virus, dan pendataan kasus serta menyusun pedoman tata laksana penanganan kasus dan menunjuk laboratorium untuk memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang hepatitis akut.
Baca juga:
Kemenkes: Kemungkinan hepatitis akut jadi pandemi relatif kecil
Kemenkes: Gejala berat hepatitis akut misterius muncul dalam dua pekan
"Ada lima hipotesis kenapa kasus hepatitis akut bisa terjadi pada anak-anak. Pertama adalah infeksi Adenovirus," kata Dante dalam rapat dengar pendapat di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin siang.
Dante mengatakan bahwa menurut hasil pemeriksaan Adenovirus ditemukan pada sekitar 70 persen pasien anak yang diduga terserang hepatitis.
Para ahli, ia melanjutkan, masih meneliti lebih lanjut bagaimana Adenovirus yang biasanya menyerang saluran napas pasien dan menyebabkan batuk hingga influenza menginfeksi anak-anak berusia di bawah 16 tahun.
Dante mengemukakan bahwa menurut hipotesis yang kedua, penyakit hepatitis akut misterius disebabkan oleh sindrom SARS-CoV-2 setelah infeksi yang tidak diketahui.
Hipotesis yang ketiga, menurut dia, menyebut pengaruh obat, racun, atau paparan lingkungan sebagai penyebab penyakit hepatitis akut. "Obat, racun, dan paparan lingkungan, terutama dari hewan, bisa menyebabkan penularan (penyakit) pada manusia, sehingga mungkin hepatitis misterius diakibatkan (oleh) itu," katanya.
Ia mengatakan bahwa menurut hipotesis yang keempat penyakit hepatitis akut disebabkan oleh patogen baru yang belum diketahui dan hipotesis yang kelima menyebut varian baru SARS-CoV-2 yang mungkin muncul sebagai penyebab yang harus diteliti.
Kementerian Kesehatan hingga 17 Mei 2022 telah mendata 14 kasus dugaan hepatitis, yang meliputi satu kasus di Sumatera Utara, satu kasus di Sumatera Barat, tujuh kasus di DKI Jakarta, satu kasus di Jambi, dan tiga kasus di Jawa Timur.
Menurut data Kementerian Kesehatan, tujuh kasus dugaan hepatitis ditemukan pada anak berusia di bawah lima tahun, dua kasus ditemukan pada anak usia enam sampai 10 tahun, dan lima kasus ditemukan pada anak usia 11 sampai 16 tahun.
Dalam upaya menangani penyakit hepatitis akut yang belum diketahui pasti penyebabnya, pemerintah melakukan surveilans, analisis patogen untuk mengetahui varian virus, dan pendataan kasus serta menyusun pedoman tata laksana penanganan kasus dan menunjuk laboratorium untuk memeriksa sampel dari pasien-pasien yang diduga terserang hepatitis akut.
Baca juga:
Kemenkes: Kemungkinan hepatitis akut jadi pandemi relatif kecil
Kemenkes: Gejala berat hepatitis akut misterius muncul dalam dua pekan
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: