HMAS Ararat bantu pencarian imigran gelap tenggelam
20 Desember 2011 19:24 WIB
Petugas imigrasi menolong seorang imigran korban kapal tenggelam di tempat penampungan sementara di Blitar, Jawa Timur, Senin (19/12). Dua imigran gelap korban kapal tenggelam di perairan Trenggalek yang kondisinya kritis di rawat di rumah sakit, sementara 31 orang lainnya di tampung pihak Imigrasi di sebuah hotel di Blitar, Jatim. Tim SAR masih melakukan pencarian 182 orang imigran yang hilang di perairan tersebut. (FOTO ANTARA/Arief Priyono)
Trenggalek, Jawa Timur (ANTARA News) - Australia sangat berkepentingan atas arus imigran gelap ke negaranya dari Indonesia. Kali ini mereka menugaskan kapal perangnya, HMAS Ararat, dalam operasi pencarian ratusan imigran gelap yang kapalnya tenggelam di selatan Teluk Prigi, Jawa Timur.
Menurut keterangan Kepala Basarnas Jatim Sutrisno, kedatangan kapal perang itu juga diperkuat satu C-130 Herkules Angkatan Udara Australia. "Iya, kami memang sempat mendapat bantuan dari militer Australia dalam upaya pencarian para korban yang masih hilang, namun hasilnya sejauh ini masih tetap nihil," ujarnya.
Dikatakan Sutrisno, kapal perang berbendera Australia masuk dari perairan internasional dan langsung menuju kawasan perairan Indonesia yang ada di selatan Jawa Timur pada pukul 07.00 WIB Selasa.
Kedua armada perang milik negara tetangga itu kemudian sempat bergerak secara berpencar melakukan penyisiran, mulai dari Perairan Banyuwangi hingga selatan Kabupaten Malang. Namun upaya pencarian menggunakan armada militer yang telah dilengkapi peralatan canggih itu juga tetap tidak banyak membuahkan hasil.
HMAS Ararat berikut C-130 Herkules mereka sebelumnya menyisir perairan selatan Jatim di bagian timur itu, akhirnya kembali ke pangkalan mereka di Darwin, Australia Utara.
"Bagaimanapun kita patut memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah Australia atas solidaritas internasional yang mereka tunjukkan dalam upaya mencari para imigran yang menjadi korban kapal tenggelam di Indonesia," kata Sutrisno.
Sementara itu, upaya pencarian korban yang diperkirakan berjumlah 200-an orang saat ini dipecah dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama di sekitar perairan Banyuwangi hingga Jember, kelompok kedua yang berada di bawah komando langsung Basarnas Jatim di Trenggalek menyisir di Perairan Prigi hingga Malang dan sebagian Lumajang, dan kelompok terakhir ke perairan sebelah barat hingga perbatasan Jawa Tengah.
Sutrisno menyatakan, pembagian kelompok wilayah pencarian dilakukan karena metode yang digunakan sebelumnya tidak banyak membuahkan hasil.
Dari total 250-an imigran korban kapal tenggelam yang diestimasikan sebelumnya, hingga saat ini baru 47 orang ditemukan dalam kondisi selamat/hidup.
Dua korban lain juga ditemukan di Pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang dan diduga sebagai juru mudi atau ABK kapal yang tenggelam. Selebihnya, sampai saat ini masih dalam upaya pencarian.
Sebagian besar dari mereka diperkirakan tewas karena tidak dilengkapi sarana pelampung dan telah terkatung-katung di tengah laut hingga bertiga hari lebih. (ANT-130)
Menurut keterangan Kepala Basarnas Jatim Sutrisno, kedatangan kapal perang itu juga diperkuat satu C-130 Herkules Angkatan Udara Australia. "Iya, kami memang sempat mendapat bantuan dari militer Australia dalam upaya pencarian para korban yang masih hilang, namun hasilnya sejauh ini masih tetap nihil," ujarnya.
Dikatakan Sutrisno, kapal perang berbendera Australia masuk dari perairan internasional dan langsung menuju kawasan perairan Indonesia yang ada di selatan Jawa Timur pada pukul 07.00 WIB Selasa.
Kedua armada perang milik negara tetangga itu kemudian sempat bergerak secara berpencar melakukan penyisiran, mulai dari Perairan Banyuwangi hingga selatan Kabupaten Malang. Namun upaya pencarian menggunakan armada militer yang telah dilengkapi peralatan canggih itu juga tetap tidak banyak membuahkan hasil.
HMAS Ararat berikut C-130 Herkules mereka sebelumnya menyisir perairan selatan Jatim di bagian timur itu, akhirnya kembali ke pangkalan mereka di Darwin, Australia Utara.
"Bagaimanapun kita patut memberikan apresiasi dan berterima kasih kepada pemerintah Australia atas solidaritas internasional yang mereka tunjukkan dalam upaya mencari para imigran yang menjadi korban kapal tenggelam di Indonesia," kata Sutrisno.
Sementara itu, upaya pencarian korban yang diperkirakan berjumlah 200-an orang saat ini dipecah dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama di sekitar perairan Banyuwangi hingga Jember, kelompok kedua yang berada di bawah komando langsung Basarnas Jatim di Trenggalek menyisir di Perairan Prigi hingga Malang dan sebagian Lumajang, dan kelompok terakhir ke perairan sebelah barat hingga perbatasan Jawa Tengah.
Sutrisno menyatakan, pembagian kelompok wilayah pencarian dilakukan karena metode yang digunakan sebelumnya tidak banyak membuahkan hasil.
Dari total 250-an imigran korban kapal tenggelam yang diestimasikan sebelumnya, hingga saat ini baru 47 orang ditemukan dalam kondisi selamat/hidup.
Dua korban lain juga ditemukan di Pantai Sendang Biru, Kabupaten Malang dan diduga sebagai juru mudi atau ABK kapal yang tenggelam. Selebihnya, sampai saat ini masih dalam upaya pencarian.
Sebagian besar dari mereka diperkirakan tewas karena tidak dilengkapi sarana pelampung dan telah terkatung-katung di tengah laut hingga bertiga hari lebih. (ANT-130)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: