Gunung Kidul, Yogyakarta (ANTARA News) - Kera di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, sudah terlalu banyak sehingga mengganggu tanaman pangan setempat. Maka dari itu, suku Badui bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam "merazia" dan menangkapi 80 kera ekor panjang (Macaca sp)untuk mengurangi jumlah populasi satwa itu.

Ketua Tim Penanganan gangguan kera Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Sulistya, saat dihubungi di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan penangkapan kera dilakukan karena jumlah populasinya yang berlebih dan satwa itu merusak tanaman pangan masyarakat.

"Penangkapan dilakukan karena masyarakat, camat, dan bupati mengirim surat tentang serangan kera ekor panjang. Satwa liar itu memakan tanaman pangan milik masyarakat saat musim kemarau tiba," kata dia.

Dia mengatakan selain merusak tanaman pangan di areal pertanian, satwa itu juga turun ke pemukiman warga mengambil hasil panenan warga.

Menurut dia, penangkapan kera dilakukan di sejumlah kecamatan terparah yang terkena serangan kera, yakni di Kecamatan Tepus dan Girisubo.

Ia mengatakan dari hasil informasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Gunung Kidul kera ekor panjang tersebar di tujuh kecamatan. "Penangkapan kami fokuskan di dua kecamatan terarah sejak empat hari lalu," kata dia.

Ia mengatakan hingga saat ini tim penangkap kera saat ini berhasil menangkap 30 kera jantan dan 50 kera betina.

Menurut dia, penangkapan kera ekor panjang merupakan solusi jangka pendek untuk mengurangi populasi satwa tersebut. "Hasil kajian menunjukkan populasi kera berlebih, sedangkan ketersediaan pakan di habitatnya terbatas," kata dia. (ANT)