Seoul (ANTARA News) - Para aktivis anti-Pyongyang, Selasa, mengatakan mereka akan mengirim selebaran-selebaran yang mengecam mendiang pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il di perbatasan yang tegang itu.
Para pembelot Korea Utara dan aktivis lainnya, Rabu, akan meluncurkan balon-balon yang membawa 200.000 selebaran yang mengecam dinasti Kim yang berkuasa, kata Park Sang-Hak, salah seorang dari para pemimpin mereka kepada AFP.
Park dan para aktivis lainnya secara reguler mengirim selebaran-selebaran yang menyerukan penggulingan rezim Kim, yang membuat marah Pyongyang.
Negara komunis yang mengawasi ketat berita-berita dari luar itu,pada waktu lalu mengancam akan menembaki perbatasan yang dijaga ketat itu untuk menghentikan peluncuran selebaran-selebaran itu.
Pyongyang, Senin, mengumumkan Kim meninggal Sabtu akibat serangan jantung dalam usia 69 tahun dan mendesak rakyatnya mendukung putra bungsunya,menyebut dia "pengganti agung".
"Wafatnya Kim adalah sesuatu yang melegakan dan sumber harapan bagi semua kawan di Korsel dan Korut yang menghargai kebebasan dan hak asasi menusia," kata Park.
"Ini adalah satu kesempatan besar untuk mencerahkan rakyat Korut," katanya dan menambahkan balon-balon itu akan diluncurkan dari kota perbatasan Paju.
Selebaran-selebaran itu melukiskan Kim sebagai "seorang pengkhianat yang membawa rakyat pada kelaparan" dan mengecam penggantian kekuasaan generasi ketiga kepada Kim Jong-Un, kata kantor berita Yonhap.
Media Korut melaporkan suasana "duka cita yang tidak dapat dibayangkan" setelah kematian Kim, menayangkan gambar-gambar ratusan orang menangis di jalan-jalan dan di depan foto-foto Kim.
Tetapi media daring (dalam jaringan) yang dikelola para pembelot di Seoul melaporkan suasana tegag dengan pasukan dan polisi militer memaksa penduduk tinggal di rumah dan melarang pertemuan lebih dari lima orang di beberapa tempat, demikian AFP melaporkan.
(SYS/H-RN/C003)
Korsel akan kirim selebaran anti-Kim ke Korut
20 Desember 2011 14:32 WIB
Bendera Korea Selatan. (FOTO ANTARA/REUTERS)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
Tags: