Peringkat Korsel berisiko bila instabilitas landa Korut
19 Desember 2011 20:38 WIB
Dokumentasi foto Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il, melambaikan tangan dari mobilnya setelah bertemu Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, di garnisun militer "Sosnovyi Bor" di wilayah Buryatia, Siberia, Rusia, Rabu (24/8). Kim meninggal dunia pada Sabtu (17/12), dan baru diumumkan pada Senin (19/12). (REUTERS/Dmitry Astakhov/RIA Novosti/Kremlin)
Singapura (ANTARA News/AFP) - Peringkat kredit Korea Selatan (Korsel) kemungkinan terpengaruh bila ketidakstabilan politik melanda Korea Utara (Korut) setelah kematian pemimpinnya Kim Jong-Il, Standard & Poor (SP) mememberikan analisisnya, Senin.
Kematian Kim "telah meningkatkan risiko keamanan di semenanjung Korea" tetapi peringkat utang Korea Selatan "A"dalam mata uang asing dan "A" dalam mata uang lokal tidak terpengaruh dalam jangka pendek, kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.
"Akibat sementara kematian Kim Jong-Il telah mengangkat ketidakpastian di semenanjung Korea, kami percaya bahwa kelayakan kredit Korsel masih akan sedikit berubah jika suksesi kepemimpinan Korutberjalan mulus," catat SP.
SP menilai, "Namun, risiko keamanan dan stabilitas politik di Korut bisa memburuk dengan cepat, jika suksesi politik tidak lancar."
"Korsel dapat mengalami implikasi keamanan dan keuangan yang merugikan sebagai akibatnya. Jika cukup serius, maka kelayakan kredit dari Korsel dapat terpengaruh menjadi negatif."
Pengumuman resmi dari media pemerintah Korut, Senin, mengatakan bahwa Kim telah meninggal pada Sabtu dalam usia 69 karena serangan jantung, dan membuat jelas bahwa anak bungsunya, Jong-Un, adalah ahli warisnya.
Berita itu segera mengirim indeks saham di Korsel (KOSPI) sempat jatuh hampir lima persen dan nilai tukar mata uang won merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena para pedagang khawatir atas ketidakpastian di Korut yang memiliki senjata nuklir.
(Uu.A026/B012)
Kematian Kim "telah meningkatkan risiko keamanan di semenanjung Korea" tetapi peringkat utang Korea Selatan "A"dalam mata uang asing dan "A" dalam mata uang lokal tidak terpengaruh dalam jangka pendek, kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.
"Akibat sementara kematian Kim Jong-Il telah mengangkat ketidakpastian di semenanjung Korea, kami percaya bahwa kelayakan kredit Korsel masih akan sedikit berubah jika suksesi kepemimpinan Korutberjalan mulus," catat SP.
SP menilai, "Namun, risiko keamanan dan stabilitas politik di Korut bisa memburuk dengan cepat, jika suksesi politik tidak lancar."
"Korsel dapat mengalami implikasi keamanan dan keuangan yang merugikan sebagai akibatnya. Jika cukup serius, maka kelayakan kredit dari Korsel dapat terpengaruh menjadi negatif."
Pengumuman resmi dari media pemerintah Korut, Senin, mengatakan bahwa Kim telah meninggal pada Sabtu dalam usia 69 karena serangan jantung, dan membuat jelas bahwa anak bungsunya, Jong-Un, adalah ahli warisnya.
Berita itu segera mengirim indeks saham di Korsel (KOSPI) sempat jatuh hampir lima persen dan nilai tukar mata uang won merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS) karena para pedagang khawatir atas ketidakpastian di Korut yang memiliki senjata nuklir.
(Uu.A026/B012)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011
Tags: