BPBD: Hujan dan kemiringan 45 derajat penyebab longsor di Samarinda
21 Mei 2022 20:13 WIB
Tanah longsor yang mengenai rumah warga di Jalan Otto Iskandar (Otis) Dinata, Samarinda, pada Jumat, (20/5/202) lalu. ANTARA/HO.
Samarinda (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda Suwarso menyatakan curah hujan yang tinggi dengan durasi hampir satu jam setengah ditambah daerah lerengan dengan kemiringan kurang lebih 45 derajat yang menjadi penyebab tanah longsor di Jalan Otto Iskandar (Otis) Dinata, Samarinda, pada Jumat, (20/5) lalu.
"Daerah itu memang rawan longsor, curam juga karena hujan deras dan tanahnya memang berpasir jadi gampang longsor," kata Suwarso di Samarinda, Sabtu.
Ia mengungkapkan, berdasarkan pengecekan Tim TRC BPBD Samarinda di Kelurahan Sidodamai tersebut setidaknya tiga unit rumah mengalami kerusakan dan tiga Kepala Keluarga dengan sepuluh jiwa terdampak akibat tanah longsor tersebut.
"Rumah aja yang terdampak, orangnya nggak apa-apa. Kemudian ada juga empat unit kendaraan terkubur tanah longsor," katanya.
Baca juga: Jalan Poros Kukar-Balikpapan- Samarinda Lumpuh Total
Baca juga: Lima unit rumah rusak akibat longsor di Samarinda
Beberapa pihak yang membantu menangani bencana tanah longsor tersebut di antaranya BPBD Samarinda, Tagana Kota Samarinda, PUPR Samarinda, Polsek Samarinda Kota (Bhabinkamtibmas), Koramil (Babinsa) hingga relawan.
"Di sana yang pertama identifikasi, pendataan, kemudian di daerah yang lereng longsor itu ditutupi terpal untuk mencegah longsor susulan dan terpal itu bantuan dari BPBD Provinsi Kaltim," ucapnya.
Hari ini ditindaklanjuti dengan gotong royong warga membersihkan material yang ada di situ dibantu dengan dump truck dari PUPR Samarinda.
Kepala BPBD itu mengimbau seluruh warga untuk tidak membangun atau beraktivitas di daerah yang rawan longsor karena sampai kapan pun daerah rawan longsor akan berisiko longsor.
"Di samping kerugian material juga membahayakan jiwa dan raga. Jadi tetap waspada, jika dirasa masih rawan longsor mengungsi dulu lah ke tempat saudara atau keluarga," ujarnya.*
Baca juga: Tiga pekerja tambang tertimbun longsor berhasil dievakuasi
Baca juga: Banjir HST sebabkan longsor pada delapan titik
"Daerah itu memang rawan longsor, curam juga karena hujan deras dan tanahnya memang berpasir jadi gampang longsor," kata Suwarso di Samarinda, Sabtu.
Ia mengungkapkan, berdasarkan pengecekan Tim TRC BPBD Samarinda di Kelurahan Sidodamai tersebut setidaknya tiga unit rumah mengalami kerusakan dan tiga Kepala Keluarga dengan sepuluh jiwa terdampak akibat tanah longsor tersebut.
"Rumah aja yang terdampak, orangnya nggak apa-apa. Kemudian ada juga empat unit kendaraan terkubur tanah longsor," katanya.
Baca juga: Jalan Poros Kukar-Balikpapan- Samarinda Lumpuh Total
Baca juga: Lima unit rumah rusak akibat longsor di Samarinda
Beberapa pihak yang membantu menangani bencana tanah longsor tersebut di antaranya BPBD Samarinda, Tagana Kota Samarinda, PUPR Samarinda, Polsek Samarinda Kota (Bhabinkamtibmas), Koramil (Babinsa) hingga relawan.
"Di sana yang pertama identifikasi, pendataan, kemudian di daerah yang lereng longsor itu ditutupi terpal untuk mencegah longsor susulan dan terpal itu bantuan dari BPBD Provinsi Kaltim," ucapnya.
Hari ini ditindaklanjuti dengan gotong royong warga membersihkan material yang ada di situ dibantu dengan dump truck dari PUPR Samarinda.
Kepala BPBD itu mengimbau seluruh warga untuk tidak membangun atau beraktivitas di daerah yang rawan longsor karena sampai kapan pun daerah rawan longsor akan berisiko longsor.
"Di samping kerugian material juga membahayakan jiwa dan raga. Jadi tetap waspada, jika dirasa masih rawan longsor mengungsi dulu lah ke tempat saudara atau keluarga," ujarnya.*
Baca juga: Tiga pekerja tambang tertimbun longsor berhasil dievakuasi
Baca juga: Banjir HST sebabkan longsor pada delapan titik
Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: