Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi lima titik panas di tengah musim kemarau di wilayah Aceh yang berpotensi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), sehingga masyarakat diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

“Hasil pemantauan kita terdeteksi lima titik panas di wilayah Aceh, dan kita mengimbau warga untuk waspada api yang bisa menyebabkan kebakaran,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Sabtu.

Zakaria menjelaskan pemantauan titik panas menggunakan sensor Satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP pada Sabtu (21/5) mulai pukul 00.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Hasilnya, kata dia, lima titik panas terdeteksi dengan tingkat kepercayaan yang bervariasi. Tiga titik panas terdeteksi di wilayah Kabupaten Aceh Selatan, meliputi satu titik di Kecamatan Trumon dan satu titik di Kecamatan Trumon Timur. Keduanya dengan tingkat kepercayaan sedang.

Baca juga: BMKG sebut potensi karhutla di Aceh selama musim kemarau tinggi

Baca juga: Satu hektare lahan terbakar di tengah musim kemarau di Aceh


“Sedangkan satu titik lagi di wilayah Aceh Selatan terdeteksi di Kecamatan Trumon Timur, namun dengan tingkat kepercayaan tinggi,” kata Zakaria.

Selain itu, satu titik panas juga terdeteksi di wilayah Kecamatan Blang Jeramo, Kabupaten Gayo Lues dan satu titik di Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam. Keduanya juga dengan tingkat kepercayaan sedang.

Ia menyebutkan wilayah Aceh sudah memasuki musim kemarau yang diperkirakan hingga September 2022. Sebab itu potensi kejadian karhutla sangat tinggi.

“Potensi karhutla sangat tinggi di kondisi seperti ini, apalagi dengan kemunculan titik panas,” katanya.

Dijelaskan, dengan memasuki musim kemarau ini maka pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Aceh akan semakin sedikit, sehingga suhu udara secara otomatis akan terus naik.

Potensi karhutla perlu diwaspadai, terutama di wilayah barat selatan Aceh yang umumnya daerah hutan gambut. Seperti wilayah Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Jaya, Nagan Raya, Aceh Singkil, Subulussalam hingga Aceh Tengah.

Oleh karena itu, Zakaria meminta agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar di tengah musim kemarau, karena akan cepat mengakibatkan karhutla.

Di samping itu, BMKG juga mengingatkan warga potensi gelombang laut tinggi dalam beberapa hari ke depan di wilayah Aceh. Kata dia, di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh dan Samudera Hindia barat Aceh potensi gelombang laut mencapai 4 meter.

Selanjutnya, perairan Sabang-Banda Aceh, perairan Lhokseumawe dan perairan Meulaboh-Kepulauan Sinabang berpotensi tinggi gelombang laut mulai 0,01 - 1,25 meter. Sedangkan perairan selat Malaka bagian utara tinggi gelombang laut mulai 0,01 - 2,50 meter.*

Baca juga: BMKG: Aceh masih masa peralihan cuaca, waspada banjir dan karhutla

Baca juga: BMKG deteksi dua titik panas di wilayah Aceh