Puluhan imigran gelap korban kapal tenggelam alami depresi (updated)
18 Desember 2011 13:51 WIB
Kapal Imigran Tenggelam Sejumlah korban selamat dari kapal imigran gelap yang tenggelam berada dipenampungan di Balai Pertemuan Nelayan, Pantai Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (18/12). (FOTO ANTARA/Arief Priyono)
Trenggalek (ANTARA News) - Puluhan imigran gelap korban kapal tenggelam di perairan Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, depresi berat.
Staf Pol PP Trenggalek Agus Sudarto yang berjaga di lokasi penampungan sementara di balai pertemuan PPN Prigi, Minggu, mengatakan sejumlah imigran terlihat sangat reaktif setiap kali mengetahui ada wartawan maupun warga yang datang untuk mengambil gambar mereka menggunakan kamera.
Gelagat serupa sudah mulai terlihat sejak Sabtu (17/12) malam ketika salah seorang wartawan televisi berniat mengabadikan setiap momen di dalam lokasi penampungan tersebut.
"Kamera salah seorang reporter tadi sempat dibanting. Mereka masih sangat sensitif dan tidak ingin gambarnya diambil, mungkin masih trauma," kata Agus Sudarto, staf Pol PP Trenggalek yang berjaga di lokasi penampungan.
Untuk menghindari keributan, balai pertemuan milik Pelabuhan Prigi saat ini ditutup total dan dijadikan semacam ruang khusus isolasi bagi para imigran untuk mendapat pelayanan medis maupun psikis mereka.
Warga yang sebelumnya sempat dibiarkan bergerombol menonton dari luar ruangan bahkan kini sudah tidak diperbolehkan mendekat hingga jarak sekitar 25 meter dari pintu aula.
"Ya, secara fisik, 30 imigran yang saat ini berada di ruang isolasi dalam kondisi cukup baik, tetapi psikis mereka masih terganggu," terang Wakapolda Jatim Brigjen Pol Edy Sumantri saat dikonfirmasi wartawan.
Insiden kapal tenggelam yang memuat sekitar 250 orang imigran gelap dari Afghanistan, Turki, Iran, dan Arab Saudi diperkirakan terjadi pada Sabtu (17/12) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, akibat kelebihan muatan.
Kapal terbuat fiber yang diduga berangkat dari daerah Jawa barat atau Jakarta itu seharusnya hanya diperbolehkan memuat penumpang maksimal 100 orang, namun pada praktiknya diisi hingga 250-an orang lebih.
Akibatnya, kapal yang akan menyelundupkan manusia ke Australia itu terbalik saat sampai di selatan Perairan Trenggalek. Seluruh penumpang tumpah ke laut, sebagian tenggelam dan sebagian lagi terus terapung hingga akhirnya datang kapal nelayan Prigi melakukan pertolongan.
Sampai berita ini diturunkan, baru 33 orang dipastikan selamat, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis dan harus menjalani perawatan intensif. Selebihnya, para korban lain sampai saat ini kondisi dan rimbanya belum diketahui.
(ANT-130)
Staf Pol PP Trenggalek Agus Sudarto yang berjaga di lokasi penampungan sementara di balai pertemuan PPN Prigi, Minggu, mengatakan sejumlah imigran terlihat sangat reaktif setiap kali mengetahui ada wartawan maupun warga yang datang untuk mengambil gambar mereka menggunakan kamera.
Gelagat serupa sudah mulai terlihat sejak Sabtu (17/12) malam ketika salah seorang wartawan televisi berniat mengabadikan setiap momen di dalam lokasi penampungan tersebut.
"Kamera salah seorang reporter tadi sempat dibanting. Mereka masih sangat sensitif dan tidak ingin gambarnya diambil, mungkin masih trauma," kata Agus Sudarto, staf Pol PP Trenggalek yang berjaga di lokasi penampungan.
Untuk menghindari keributan, balai pertemuan milik Pelabuhan Prigi saat ini ditutup total dan dijadikan semacam ruang khusus isolasi bagi para imigran untuk mendapat pelayanan medis maupun psikis mereka.
Warga yang sebelumnya sempat dibiarkan bergerombol menonton dari luar ruangan bahkan kini sudah tidak diperbolehkan mendekat hingga jarak sekitar 25 meter dari pintu aula.
"Ya, secara fisik, 30 imigran yang saat ini berada di ruang isolasi dalam kondisi cukup baik, tetapi psikis mereka masih terganggu," terang Wakapolda Jatim Brigjen Pol Edy Sumantri saat dikonfirmasi wartawan.
Insiden kapal tenggelam yang memuat sekitar 250 orang imigran gelap dari Afghanistan, Turki, Iran, dan Arab Saudi diperkirakan terjadi pada Sabtu (17/12) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB, akibat kelebihan muatan.
Kapal terbuat fiber yang diduga berangkat dari daerah Jawa barat atau Jakarta itu seharusnya hanya diperbolehkan memuat penumpang maksimal 100 orang, namun pada praktiknya diisi hingga 250-an orang lebih.
Akibatnya, kapal yang akan menyelundupkan manusia ke Australia itu terbalik saat sampai di selatan Perairan Trenggalek. Seluruh penumpang tumpah ke laut, sebagian tenggelam dan sebagian lagi terus terapung hingga akhirnya datang kapal nelayan Prigi melakukan pertolongan.
Sampai berita ini diturunkan, baru 33 orang dipastikan selamat, dengan dua di antaranya dalam kondisi kritis dan harus menjalani perawatan intensif. Selebihnya, para korban lain sampai saat ini kondisi dan rimbanya belum diketahui.
(ANT-130)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Tags: