Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melepas sejumlah drifter dan floats di tiga titik guna mendukung keakuratan informasi cuaca maritim di Selat Makassar.

Kegiatan pelepasan drifter dan floats dilakukan untuk memperkuat jaringan observasi dan sistem pemodelan cuaca laut guna mendukung layanan informasi cuaca maritim.

"Melalui alat tersebut akan diperoleh berbagai data yang dapat dimanfaatkan untuk asimilasi serta validasi dan verifikasi model cuaca maritim untuk meningkatkan akurasi data," ujar Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Baca juga: BMKG kenalkan sistem informasi cuaca maritim dukung mudik laut aman

Eko mengatakan data observasi yang diberikan dapat digunakan untuk mendukung keselamatan dan efisiensi pelayaran melalui inovasi-inovasi yang sedang dibangun di Pusat Meteorologi Maritim, yaitu Ina-MaRFest dan INA-POWS.

Drifter atau drifting bupy, merupakan alat yang mengapung di permukaan laut untuk mengukur cuaca maritim secara otomatis untuk parameter arah dan kecepatan arus, suhu permukaan laut, tekanan, salinitas, dan lain sebagainya.

Floats merupakan alat yang secara otomatis akan naik - turun di laut. Alat ini akan mengukur profil kedalaman air laut mencapai kedalaman 2000 m. Alat tersebut, akan kembali muncul ke permukaan tiap 15 hari satu kali untuk mengirimkan data melalui satelit.

BMKG melalui program Strenghtening tahap II Proyek Maritime Meteorological System-I (STR-II MMS-1) melakukan penguatan jaringan observasi telah melepaskan 15 unit drifters dan 10 unit floats hingga bulan Mei 2022 ini.

Titik pelepasan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pelepasan sebelumnya telah dilakukan di Perairan Selat Karimata bagian Selatan sebanyak tiga unit drifters dan dua unit floats, Perairan Kepulauan Riau (Laut Natuna) sejumlah tiga unit drifters dan tiga unit floats serta di Laut Banda tiga unit drifters dan dua unit floats.

Baca juga: BMKG luncurkan sistem sayanan informasi cuaca penerbangan-maritim

Baca juga: Kemenhub kawal Indonesia wujudkan program poros maritim dunia


Kegiatan ini melibatkan Tim Pusat Meteorologi Maritim dan Stamet Berau. Turut serta dalam tim, yaitu Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo, Koordinator Bidang Informasi Meteorologi Maritim Andri Ramdhani, dan Kepala Stasiun Meteorologi Berau Tekad Sumardi.

"Ke depan BMKG akan terus meningkatkan kerapatan jaringan observasi yang akan menginformasikan parameter meteorologi di perairan yang diamati secara real time. Diharapkan dengan dilepasnya peralatan ini dapat membantu ketersediaan data secara lebih menyeluruh, sehingga tercipta informasi cuaca maritim yang akurat," uiar Eko.