Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam Kepulauan Riau sarankan para pedagang hewan kurban membeli sapi dari Bali, karena wilayah tersebut tidak ada temuan penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Beli dari daerah tidak tertular, katakanlah daerah Bali. Sapi Bali langsung kirim ke Batam tanpa transit daerah lain. Muatan 1 kapal roro itu biasanya 500 ekor sapi Bali. Perjalanan ke Batam kurang lebih sepekan," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Batam, Mardanis di Batam, Jumat.

Para pedagang hewan kurban juga bisa menyewa kapal dengan sistem patungan.

"Dalam perjalanan juga disediakan dokter hewan untuk mengawasi sapi-sapi selama diperjalanan," kata Mardanis.

Baca juga: Pemprov Kepri larang pemesanan hewan ternak dari daerah wabah PMK

Baca juga: Polda Kepri bentuk Satgas Pengawasan Penyakit Mulut dan Kuku


Namun, pada akhirnya saran ini tidak disetujui oleh para pedagang hewan ternak, karena mempertimbangkan lamanya perjalanan dan kendala lainnya.

"Saya tidak punya saran lain, kalau mau masuk sapi ke Batam silahkan ambil dari Bali pakai kapal roro punya Kementerian Pertanian dengan SOP yang berlaku. Misalnya, di desinfektan kapalnya, orang-orangnya pun dibatasi," ujar dia.

PMK ini bukan penyakit yang ringan. Oleh sebab itu pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan yang ketat.

Saat ini di Kota Batam pasokan sapi dan kambing semakin menipis.

"Karena kambing dan sapi itu biasanya dari Lampung, lewat Jambi, Kuala Tungkal baru ke Batam. Di Jambi itu ada edaran dari karantina tidak boleh mengeluarkan sapi transit di Jambi lantaran di Lampung sudah ada temuan kasus," kata Mardanis.*

Baca juga: Jakarta Barat periksa 1.700 hewan ternak antisipasi PMK

Baca juga: Pemkot Jambi lakukan periksa dini hewan ternak antisipasi PMK