G20 Indonesia
Indonesia usulkan empat prinsip ukuran literasi digital DEWG G20
20 Mei 2022 11:24 WIB
Suasana Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, Kamis (19/5). ANTARA/HO-kominfo.go.id
Jakarta (ANTARA) - Presidensi G20 Indonesia mengusulkan empat prinsip untuk mengukur keterampilan dan literasi digital, yang bisa diterapkan oleh negara anggota, saat forum Digital Economy Working Group.
"Dengan harapan pilar-pilar tersebut akan memberikan pengukuran standar keterampilan digital secara lebih komprehensif dan objektif," kata Ketua DEWG G20, Mira Tayyiba, saat Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, dikutip dari siaran pers, Jumat.
Empat prinsip tersebut adalah infrastruktur dan ekosistem; literasi; pemberdayaan dan pekerjaan. Prinsip-prinsip tersebut bisa diterjemahkan ke dalam 32 indikator.
Baca juga: Kominfo ajak delegasi DEWG nikmati Candi Prambanan
Usulan bernama G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy akan memberikan panduan komprehensif untuk mengoptimalkan eksplorasi indikator dan infrastruktur digital guna menghasilkan kebijakan strategis bagi pembangunan ekonomi digital.
Pedoman dan pengukuran baru untuk keterampilan dan literasi digital dianggap penting sebab dinamika transformasi digital melampaui kemampuan pemerintah masing-masing negara.
"Tren strategis tersebut tumbuh, namun, dinamika transformasi digital telah melampaui kemampuan masing-masing pemerintah untuk menetapkan pedoman dan pengukuran baru untuk mendorong keterampilan digital dan literasi digital yang dengan segala cara," kata Mira.
Mira, yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, memberikan contoh usulan Rencana Aksi Pendidikan Digital baru 2021-2027 di Uni Eropa, salah satunya menekankan betapa penting individu memiliki keterampilan digital.
Melalui panduan itu, Komisi Uni Eropa mengembangkan sertifikat keterampilan digital Eropa yang diakui dan diterima negara, pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya di wilayah tersebut.
"Menyadari hal ini, negara-negara anggota G20 juga telah menekankan urgensi percepatan transformasi digital sekaligus meningkatkan keterampilan digital dan literasi digital," kata Mira.
Forum ini akan membahas pengukuran dan kerangka kerja standar untuk G20 agar bisa menghasilkan kebijakan strategis dalam bidang digitalisasi.
"Kami sangat yakin bahwa mengembangkan pengukuran dan kerangka kerja standar untuk G20 sangat penting untuk melacak kemajuan, mengidentifikasi serta menutup kesenjangan digital untuk menghasilkan kebijakan strategis terkait keterampilan digital, literasi digital, dan ekonomi digital," kata Mira.
Lokakarya yang diadakan di Yogyakarta bertujuan mengumpulkan pengetahuan dan praktik dalam meningkatkan keterampilan dan literasi digital diantara anggota G20. Setelah itu, mereka akan merumuskan rencana aksi untuk menerapkan perangkat pengukuran ini.
Baca juga: Ketua DEWG soroti strategi digitalisasi untuk transformasi digital
Baca juga: Sidang kedua DEWG G20 bahas perangkat untuk ukur keterampilan digital
Baca juga: Indonesia usulkan ukuran literasi digital di DEWG
"Dengan harapan pilar-pilar tersebut akan memberikan pengukuran standar keterampilan digital secara lebih komprehensif dan objektif," kata Ketua DEWG G20, Mira Tayyiba, saat Lokakarya Perangkat untuk Mengukur Keterampilan Digital dan Literasi Digital di Yogyakarta, dikutip dari siaran pers, Jumat.
Empat prinsip tersebut adalah infrastruktur dan ekosistem; literasi; pemberdayaan dan pekerjaan. Prinsip-prinsip tersebut bisa diterjemahkan ke dalam 32 indikator.
Baca juga: Kominfo ajak delegasi DEWG nikmati Candi Prambanan
Usulan bernama G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Digital Literacy akan memberikan panduan komprehensif untuk mengoptimalkan eksplorasi indikator dan infrastruktur digital guna menghasilkan kebijakan strategis bagi pembangunan ekonomi digital.
Pedoman dan pengukuran baru untuk keterampilan dan literasi digital dianggap penting sebab dinamika transformasi digital melampaui kemampuan pemerintah masing-masing negara.
"Tren strategis tersebut tumbuh, namun, dinamika transformasi digital telah melampaui kemampuan masing-masing pemerintah untuk menetapkan pedoman dan pengukuran baru untuk mendorong keterampilan digital dan literasi digital yang dengan segala cara," kata Mira.
Mira, yang juga Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika, memberikan contoh usulan Rencana Aksi Pendidikan Digital baru 2021-2027 di Uni Eropa, salah satunya menekankan betapa penting individu memiliki keterampilan digital.
Melalui panduan itu, Komisi Uni Eropa mengembangkan sertifikat keterampilan digital Eropa yang diakui dan diterima negara, pengusaha dan pemangku kepentingan lainnya di wilayah tersebut.
"Menyadari hal ini, negara-negara anggota G20 juga telah menekankan urgensi percepatan transformasi digital sekaligus meningkatkan keterampilan digital dan literasi digital," kata Mira.
Forum ini akan membahas pengukuran dan kerangka kerja standar untuk G20 agar bisa menghasilkan kebijakan strategis dalam bidang digitalisasi.
"Kami sangat yakin bahwa mengembangkan pengukuran dan kerangka kerja standar untuk G20 sangat penting untuk melacak kemajuan, mengidentifikasi serta menutup kesenjangan digital untuk menghasilkan kebijakan strategis terkait keterampilan digital, literasi digital, dan ekonomi digital," kata Mira.
Lokakarya yang diadakan di Yogyakarta bertujuan mengumpulkan pengetahuan dan praktik dalam meningkatkan keterampilan dan literasi digital diantara anggota G20. Setelah itu, mereka akan merumuskan rencana aksi untuk menerapkan perangkat pengukuran ini.
Baca juga: Ketua DEWG soroti strategi digitalisasi untuk transformasi digital
Baca juga: Sidang kedua DEWG G20 bahas perangkat untuk ukur keterampilan digital
Baca juga: Indonesia usulkan ukuran literasi digital di DEWG
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022
Tags: