Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin mengaku, dirinya tak yakin akan peristiwa pembantaian terhadap masyarakat di Desa Mesuji, Provinsi Lampung oleh orang yang tak bertanggung jawab.
"Saya jujur, tidak begitu yakin bahwa kejadian di Mesuji benar adanya," kata Tubagus di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Pertama, kata politisi PDIP, harus dipastikan lokasi kejadian tersebut.
"Pasalnya, Desa Mesuji itu ada dua, di Lampung dan Sumatera Selatan. Ini harus diselidiki lokasinya," tambah Tubagus.
Kedua, ketidakyakinan politisi dari Partai PDIP itu karena pengakuan Mayjen (Purn) Saurip Kadi yang ikut mendampingi para saksi yang datang ke Komisi III DPR RI kemarin (14/12) bahwa dirinya tak pernah ke lokasi kejadian.
"Tanggal 22 September 2011, Saurip Kadi datang ke saya untuk minta dipublikasikan video tersebut. Saya bilang silakan, kalau perlu dibawa saksi-saksinya. Saya juga bertanya kepada Saurip Kadi, apakah datang ke lokasi? Saurip menjawab tidak pernah," ujar Tubagus.
Ia juga meyakini, pelaku penggorokan bukan oleh anggota Brimob Polri sebagaimana yang dikatakan oleh Saurip Kadi.
"Setelah saya lihat videonya, saya lihat gak ada anggota Brimob disana. Kejadiannya 3-4 bulan sebelum saya didatangi Saurip Kadi," tambah dia.
Tubagus menyebutkan, sebagai seorang mantan tentara yang dididik keras, dengan pertempuran dan tak mengenal takut, tapi ketika melihat ada penyembelihan, dirinya takut.
"Ada gak orang yang amatiran (kameramen amatiran), lihat orang disembelih begitu kuat. Saya aja, lihat orang nyembelih hewan kurban saja, gak tega," ujar dia.
Dikatakan, setelah didatangi oleh Saurip Kadi, dirinya menelpon Komnas HAM. Komnas HAM mengatakan, memang ada kejadian bentrokan di Mesuji, tapi tak ada sampai penggorokan.
"Kalau mau mengkritisi pemerintah silakan tapi dengan data yang valid serta berikan solusi," ujar Tubagus. (Zul)
TB Hasanuddin tak yakin ada pembantaian di Mesuji
15 Desember 2011 19:28 WIB
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin. (FOTO ANTARA/Rosa Panggabean)
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: