Rubel Rusia kembali menguat jelang pembayaran pajak
19 Mei 2022 17:15 WIB
Uang kertas rubel Rusia terlihat dengan latar belakang uang dolar Amerika Serikat pada Selasa (2/3/2021). ANTARA/Xinhua/Shi Hao/am.
Moskow (ANTARA) - Nilai tukar mata uang rubel Rusia kembali menguat melewati 63 terhadap dolar AS pada Kamis, ditopang oleh kontrol modal serta menjelang pembayaran pajak yang biasanya memerlukan konversi ekstra mata uang asing ke rubel untuk memenuhi kewajiban lokal.
Rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik tahun ini meskipun ada krisis ekonomi skala penuh, yang secara artifisial didukung oleh kontrol yang dilakukan Rusia pada akhir Februari untuk melindungi sektor keuangannya setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Pada pukul 07.49 GMT, rubel naik 0,8 persen pada 62,95 terhadap dolar di Moscow Exchange, mendekati level yang sebelumnya terlihat pada awal 2020.
Terhadap euro, rubel menguat 1,5 persen menjadi 65,70 setelah pergerakan panjang kedua ke 61,1075 pada pembukaan pasar, yang kemungkinan disebabkan oleh kesalahan perdagangan dan menjadi titik terkuat rubel sejak April 2017.
Rubel didorong oleh persyaratan bagi perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk mengkonversi 80 persen dari pendapatan mereka, sementara permintaan dolar dan euro dibatasi oleh kontrol modal dan penurunan impor karena logistik yang terganggu setelah sanksi.
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah OFZ 10-tahun turun tipis menjadi 10,28 persen dari level sekitar 10,30 persen yang terlihat awal pekan ini.
Imbal hasil, yang bergerak terbalik dengan harga obligasi, diperkirakan akan turun lebih jauh karena bank sentral akan memangkas suku bunga utamanya tahun ini guna menopang perekonomian dan karena inflasi melambat berkat penguatan rubel.
Bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga utamanya sebesar 100-200 basis poin dari 14 persen pada pertemuan dewan berikutnya pada Juni, kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di LockoInvest.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, inflasi tahunan melambat, menjadi 17,69 persen pada 13 Mei dari 17,77 persen seminggu sebelumnya, sementara angka inflasi mingguan turun menjadi 0,12 persen, jauh di bawah angka 2,22 persen yang terlihat pada awal Maret beberapa hari setelah Rusia memulai. apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.
Indeks saham beragam. Indeks RTS dalam denominasi dolar naik 0,1 persen menjadi 1.213,7 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,9 persen menjadi 2.423,8 poin.
Baca juga: Rubel melemah terhadap dolar, Rusia longgarkan kontrol modal
Baca juga: Perusahaan energi Italia akan buka akun rubel untuk bayar gas Rusia
Baca juga: Putin sebut Barat memicu krisis ekonomi global
Rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik tahun ini meskipun ada krisis ekonomi skala penuh, yang secara artifisial didukung oleh kontrol yang dilakukan Rusia pada akhir Februari untuk melindungi sektor keuangannya setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Pada pukul 07.49 GMT, rubel naik 0,8 persen pada 62,95 terhadap dolar di Moscow Exchange, mendekati level yang sebelumnya terlihat pada awal 2020.
Terhadap euro, rubel menguat 1,5 persen menjadi 65,70 setelah pergerakan panjang kedua ke 61,1075 pada pembukaan pasar, yang kemungkinan disebabkan oleh kesalahan perdagangan dan menjadi titik terkuat rubel sejak April 2017.
Rubel didorong oleh persyaratan bagi perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk mengkonversi 80 persen dari pendapatan mereka, sementara permintaan dolar dan euro dibatasi oleh kontrol modal dan penurunan impor karena logistik yang terganggu setelah sanksi.
Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi pemerintah OFZ 10-tahun turun tipis menjadi 10,28 persen dari level sekitar 10,30 persen yang terlihat awal pekan ini.
Imbal hasil, yang bergerak terbalik dengan harga obligasi, diperkirakan akan turun lebih jauh karena bank sentral akan memangkas suku bunga utamanya tahun ini guna menopang perekonomian dan karena inflasi melambat berkat penguatan rubel.
Bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga utamanya sebesar 100-200 basis poin dari 14 persen pada pertemuan dewan berikutnya pada Juni, kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di LockoInvest.
Untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu, inflasi tahunan melambat, menjadi 17,69 persen pada 13 Mei dari 17,77 persen seminggu sebelumnya, sementara angka inflasi mingguan turun menjadi 0,12 persen, jauh di bawah angka 2,22 persen yang terlihat pada awal Maret beberapa hari setelah Rusia memulai. apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina.
Indeks saham beragam. Indeks RTS dalam denominasi dolar naik 0,1 persen menjadi 1.213,7 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,9 persen menjadi 2.423,8 poin.
Baca juga: Rubel melemah terhadap dolar, Rusia longgarkan kontrol modal
Baca juga: Perusahaan energi Italia akan buka akun rubel untuk bayar gas Rusia
Baca juga: Putin sebut Barat memicu krisis ekonomi global
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: