Kemenkes canangkan BIAN 2022 untuk akselerasi cakupan imunisasi
19 Mei 2022 13:05 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meneteskan imunisasi ke peserta anak dalam rangka pencanangan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di halaman Gedung Daerah, Kepulauan Riau, Rabu (18/5/2022). ANTARA/HO-Kemenkes/aa.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI mencanangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Kepulauan Riau dalam rangka menggenjot cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi COVID-19.
"Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya, sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Menkes Budi Gunadi saat membuka pencanangan BIAN 2022 di halaman Gedung Daerah, Kepulauan Riau pada Rabu (18/5).
Baca juga: Kemenkes sebut Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022 digelar dua tahap
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi COVID-19. Terbanyak di Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta.
Budi mengatakan selama pencanangan BIAN diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin.
Selain menghindari anak dari penyakit berbahaya, kata Budi, manfaat imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan.
“Ini relatif murah dibanding mereka terkena penyakit berbahaya saat sudah dewasa. Karena, kalau sampai sakit biayanya bisa sampai jutaan rupiah, kalau sampai masuk ICU bisa mencapai puluhan juta rupiah. Jadi, jauh lebih murah kalau kita melakukan vaksinasi atau imunisasi saat kita sakit,” katanya
Dikatakan Budi pemberian imunisasi rutin pada anak sangat penting. Kementerian Kesehatan telah menyusun tiga strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Baca juga: Kepri tetap laksanakan BIAN meski Presiden batal ke Tanjungpinang
Pertama, menambah tiga jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk antidiare dan vaksin PCV untuk antipneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk ibu.
Kedua, digitalisasi data imunisasi. Kementerian Kesehatan menyiapkan satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital, yakni Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Tidak ada lagi pencatatan manual di buku, semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
“Aplikasi ini akan kita berikan ke semua Puskesmas dan Dinas Kesehatan, supaya datanya juga ada di Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Ketiga, belajar dari sistem vaksinasi COVID-19, nantinya imunisasi anak akan dilakukan melalui undangan di aplikasi. Sehingga, pemda maupun tenaga kesehatan sudah mengetahui anak yang belum divaksinasi. “Adanya teknologi modern ini akan mempermudah kita memperluas cakupan vaksinasi,” ujarnya.
“Dengan adanya tiga inisiatif ini, mudah-mudahan tujuan kami tetap meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Peranan ibu-ibu sangat penting untuk menyukseskan imunisasi ini,” kata Budi.
Pada acara yang sama, Gubernur Kepulauan Riau Ansar menyambut baik penunjukan Kepulauan Riau sebagai lokasi pencanangan BIAN tahap pertama tahun ini. Pihaknya siap menyukseskan pelaksanaan BIAN demi menjaga kekebalan masyarakat dan mencegah terjadinya KLB penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
“Dengan ditetapkannya Kepulauan Riau tentu memicu semangat kita semua untuk terus bekerja keras, karena imunisasi anak-anak, kita berbicara warna dan masa depan bangsa ini. Kalau kesehatan baik, SDM kita sukses dan baik,” katanya.
Ansar menambahkan pelaksanaan BIAN hari ini dilaksanakan serentak di tujuh kabupaten/kota di Kepulauan Riau dengan sasaran di seluruh kabupaten/kota sekitar 24.461 peserta.
“Semoga yang kita laksanakan hari ini, hasilnya kita terima di kemudian hari,” katanya.
Baca juga: Pemerintah jalankan tiga strategi BIAN kejar cakupan imunisasi
Baca juga: UNICEF dan Dinkes Sulsel gandeng mubaligh sukseskan BIAN
Pencanangan BIAN adalah upaya Kementerian Kesehatan menutup kesenjangan imunitas kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19.
BIAN dilaksanakan selama satu bulan, bertahap di seluruh provinsi Indonesia. Tahap pertama dilaksanakan mulai Mei 2022 di seluruh provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tahap kedua dilaksanakan mulai Agustus 2022 di seluruh provinsi di Jawa dan Bali.
Terlaksananya Bulan Imunisasi Anak Nasional meliputi kegiatan imunisasi tambahan Campak Rubela dan imunisasi kejar (OPV, IPV dan DPT-HB-Hib) dengan baik dan dapat mencapai target yang diharapkan.
"Pemberian imunisasi terbukti melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya, sehingga anak lebih sehat dan lebih produktif," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Menkes Budi Gunadi saat membuka pencanangan BIAN 2022 di halaman Gedung Daerah, Kepulauan Riau pada Rabu (18/5).
Baca juga: Kemenkes sebut Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022 digelar dua tahap
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi COVID-19. Terbanyak di Jawa Barat, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta.
Budi mengatakan selama pencanangan BIAN diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin.
Selain menghindari anak dari penyakit berbahaya, kata Budi, manfaat imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan.
“Ini relatif murah dibanding mereka terkena penyakit berbahaya saat sudah dewasa. Karena, kalau sampai sakit biayanya bisa sampai jutaan rupiah, kalau sampai masuk ICU bisa mencapai puluhan juta rupiah. Jadi, jauh lebih murah kalau kita melakukan vaksinasi atau imunisasi saat kita sakit,” katanya
Dikatakan Budi pemberian imunisasi rutin pada anak sangat penting. Kementerian Kesehatan telah menyusun tiga strategi untuk menggalakkan imunisasi rutin pada anak guna memberikan perlindungan dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Baca juga: Kepri tetap laksanakan BIAN meski Presiden batal ke Tanjungpinang
Pertama, menambah tiga jenis imunisasi rutin pada anak yang sebelumnya 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Vaksin yang ditambahkan adalah vaksin Rotavirus untuk antidiare dan vaksin PCV untuk antipneumonia yang ditargetkan untuk anak, serta vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang diberikan untuk ibu.
Kedua, digitalisasi data imunisasi. Kementerian Kesehatan menyiapkan satu aplikasi pencatatan imunisasi secara digital, yakni Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK). Tidak ada lagi pencatatan manual di buku, semua data imunisasi anak akan langsung dimasukkan di ASIK yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.
“Aplikasi ini akan kita berikan ke semua Puskesmas dan Dinas Kesehatan, supaya datanya juga ada di Dinas Kesehatan,” ujarnya.
Ketiga, belajar dari sistem vaksinasi COVID-19, nantinya imunisasi anak akan dilakukan melalui undangan di aplikasi. Sehingga, pemda maupun tenaga kesehatan sudah mengetahui anak yang belum divaksinasi. “Adanya teknologi modern ini akan mempermudah kita memperluas cakupan vaksinasi,” ujarnya.
“Dengan adanya tiga inisiatif ini, mudah-mudahan tujuan kami tetap meningkatkan kesejahteraan masyarakat kita. Peranan ibu-ibu sangat penting untuk menyukseskan imunisasi ini,” kata Budi.
Pada acara yang sama, Gubernur Kepulauan Riau Ansar menyambut baik penunjukan Kepulauan Riau sebagai lokasi pencanangan BIAN tahap pertama tahun ini. Pihaknya siap menyukseskan pelaksanaan BIAN demi menjaga kekebalan masyarakat dan mencegah terjadinya KLB penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.
“Dengan ditetapkannya Kepulauan Riau tentu memicu semangat kita semua untuk terus bekerja keras, karena imunisasi anak-anak, kita berbicara warna dan masa depan bangsa ini. Kalau kesehatan baik, SDM kita sukses dan baik,” katanya.
Ansar menambahkan pelaksanaan BIAN hari ini dilaksanakan serentak di tujuh kabupaten/kota di Kepulauan Riau dengan sasaran di seluruh kabupaten/kota sekitar 24.461 peserta.
“Semoga yang kita laksanakan hari ini, hasilnya kita terima di kemudian hari,” katanya.
Baca juga: Pemerintah jalankan tiga strategi BIAN kejar cakupan imunisasi
Baca juga: UNICEF dan Dinkes Sulsel gandeng mubaligh sukseskan BIAN
Pencanangan BIAN adalah upaya Kementerian Kesehatan menutup kesenjangan imunitas kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19.
BIAN dilaksanakan selama satu bulan, bertahap di seluruh provinsi Indonesia. Tahap pertama dilaksanakan mulai Mei 2022 di seluruh provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tahap kedua dilaksanakan mulai Agustus 2022 di seluruh provinsi di Jawa dan Bali.
Terlaksananya Bulan Imunisasi Anak Nasional meliputi kegiatan imunisasi tambahan Campak Rubela dan imunisasi kejar (OPV, IPV dan DPT-HB-Hib) dengan baik dan dapat mencapai target yang diharapkan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: