Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Suryadharma Ali mengaku sampai saat ini masih banyak pihak yang berpandangan negatif soal penyelenggaraan haji yang diselenggarakan Kementerian Agama, karena dinilai inefisiensi.

"Masih banyak pandangan miring tentang penyelenggaraan haji karena memang informasi yang diserap masih minim," kata Menag Suryadhama Ali di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal tersebut saat acara penyerahan penghargaan "PR Society Award" tahun 2011 yang diberikan kepada "Media Center Haji" (MCH) Kementerian Agama untuk kategori organisasi, serta kepada Andy F Noya untuk kategori tokoh profesional.

Menurut Menag, minimnya informasi yang benar mengenai penyelenggaraan haji menjadikan banyak pihak yang memberikan nada miring kepada Kemenag, sebagai penyelenggara ibadah haji setiap tahunnya.

Dia mencontohkan, adanya tuduhan inefisiensi sebesar Rp1,3 triliun, yang antara lain dengan penggunaan pesawat yang tidak optimal.

Menag mencontohkan, untuk pesawat kapasitas memuat 400 orang dan hanya diisi 350 orang jamaah haji, banyak pihak yang menuding terdapat inefisiensi 50 orang.

"Padahal itu tidak benar. Kalau hanya 350 orang jamaah haji yang diangkut maka kita hanya bayar 350 orang tidak bayar untuk 400 orang. Hal ini membuat pihak Kemenag menjadi yang tersudutkan," katanya.

Dia memahami jika masih banyak pihak, termasuk instansi pemerintah, yang masih menganggap adanya inefisiensi di kementeriannya, karena memang informasi yang didapat masih minim.

Pandangan miring, katanya, juga dituding kepada kementeriannya karena seolah-olah Kemenag hanya mengurus agama Islam saja.

Dikatakan, di kementeriannya sesungguhnya ada Ditjen Bimas Islam, Ditjen Bimas Kristen, Ditjen Bimas Katolik, Ditjen Bimas Hindu, Ditjen Bimas Budha, yang masing-masing mengurus agamanya masing-masing.

"Jadi salah kalau dikatakan Kemenag hanya mempedulikan Islam saja. Semua agama kita perhatikan termasuk Kong Hu Chu yang oleh sebagian pihak masih dianggap sebagai budaya. Tapi menurut pemerintah sudah dianggap agama," katanya.


Peristiwa kolosal

Terkait penghargaan yang diberikan kepada MCH Kemenag, Ketua Panitia Seleksi "PR Society Awards" 2011 Akhmad Kusaeni mengatakan, Kemenag berhasil menerapkan strategi komunikasi dan kehumasan yang jitu.

"Bayangkan, ibadah haji yang tahun 2011 diikuti 221 ribu orang jamaah adalah suatu peristiwa kolosal yang tidak mudah mengelolanya," katanya.

Menurutnya, penyelenggaraan ibadah haji bagaikan operasi militer selain perang, yaitu bagaimana membawa semua jamaah ke Arab Saudi, menempatkan mereka selama menjalankan ibadah hingga memulangkan kembali ke Tanah Air.

Dikatakan, kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji akan sia-sia jika MCH tidak melakukan peliputan sehingga perjalanan mereka tidak diketahui oleh masyarakat di Tanah Air.

"MCH berhasil memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui mengenai segala tetek bengek mengenai penyelenggaraan haji," katanya yang juga Wapempelred Perum LKBN ANTARA.

Salah satu indikator keberhasilan MCH, yang berisi sejumlah wartawan Indonesia, yang membuat "PR Society of Indonesia" berketetapan memberikan penghargaan adalah keberadaannya telah mendapat tempat tersendiri sebagai pusat rujukan pemberitaan haji, karena informasi yang disajikan sesuai kebutuhan jurnalis.
(T.A025/Z002)