Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan *=(BPJS) Kesehatan Ghufron Mukti mengatakan diperlukan visi, strategi, dan kepemimpinan yang kuat agar penyelenggaraan jaminan sosial di suatu negara tetap bertahan di tengah berbagai tantangan global.

Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Rabu, Ghufron mengatakan pandemi COVID-19 mendorong berbagai inovasi dan improvisasi dalam layanan kesehatan.

Pada satu sisi penyelenggara jaminan sosial, juga harus terus memastikan bahwa akses, keterjangkauan, kendali mutu dan biaya serta efektivitas layanan kesehatan tetap terjaga.

“Di sektor kesehatan, inovasi kini menjadi agenda kebijakan utama di banyak negara. Untuk itu, diperlukan kepemimpinan serta visi dan strategi yang mampu mendorong budaya inovasi dalam sebuah organisasi, termasuk BPJS Kesehatan. Melalui inovasi serta kepemimpinan yang kuat, diharapkan terbangun program jaminan kesehatan yang andal dalam menghadapi krisis maupun berbagai perubahan lingkungan dan kondisi yang serba cepat dan menuntut. Harapannya, jangan sampai mengurangi mutu layanan kesehatan yang diberikan kepada peserta,” kata Ghufron saat menjadi narasumber dalam webinar ”The CEO Roundtable: Innovation, leadership and improvement in health care and sickness insurance administration," yang diselenggarakan International Social Security Assosiation (ISSA).

Dia menjelaskan, sesi ini sebagai ajang bagi para pemimpin lembaga anggota ISSA untuk mendiskusikan perspektif mereka tentang isu-isu prioritas dalam jaminan sosial.

Ghufron juga mengungkapkan, di Indonesia dengan jumlah peserta sedemikian besar dan segmen peserta yang bervariasi, kebutuhan pelanggan tentunya terus meningkat. Hal ini membutuhkan upaya-upaya inovatif untuk mencapainya.

Ditambah adanya pandemi COVID-19 yang memaksa hampir semua dari kita untuk mengurangi mobilitas dan memanfaatkan aplikasi maupun tools berbasis laman web untuk tetap terhubung satu sama lain. Untuk itu, BPJS Kesehatan melakukan transformasi digital sebagai respons strategis dalam perubahan lingkungan yang semakin kompleks.

Menurutnya, digitalisasi adalah salah satu kunci jawaban yang dapat diambil oleh pengelola jaminan sosial. Transformasi digital yang ditetapkan BPJS Kesehatan saat ini dapat mendukung akses yang lebih baik, keterjangkauan, pengendalian biaya dan efisiensi layanan kesehatan, seperti yang diharapkan.

"Namun, dalam perjalanannya, pemimpin juga harus mempersiapkan strategi yang lebih besar terhadap tata kelola, manajemen, dan keahlian terhadap pemakaian teknologi tersebut,” ujar Ghufron, yang hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC Health) ISSA yang beranggotakan 160 negara.

Selain transformasi digital, kepemimpinan dalam konteks kesehatan juga harus lebih adaptif dalam menentukan kebijakan yang berbasis kebutuhan masyarakat. Misalnya, dalam konteks Program JKN-KIS, BPJS Kesehatan mengusung inovasi Rencana Pembayaran Iuran Bertahap (REHAB) sebagai upaya mendorong keaktifan peserta segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri yang tidak sedikit terdampak akibat pandemi COVID-19, dan mengakibatkan menunggak iuran JKN-KIS

“Tidak kalah penting, kepemimpinan dalam konteks jaminan sosial juga diharapkan mampu mengidentifikasi prioritas perbaikan kebijakan, memberikan arahan strategis kepada banyak pihak terkait atau pemangku kepentingan dalam sistem kesehatan tersebut. Tentu kita bersyukur bahwa, dalam pelaksanaan Program JKN-KIS, hal tersebut telah diupayakan salah satunya melalui Inpres 1/2022, Presiden telah mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk bersama mengoptimalkan Program JKN-KIS,” ujar Ghufron.

Selain Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti, juga hadir Director General National Social Insurance Fund for Employees (CNAS) Algeria, Hind Huria Nessah serta General Administrator National Institute for Health and Disability Insurance (NIHDI), Belgia, Benoît Collin sebagai narasumber, serta Raúl Ruggia Frick, Director Social Security Development Branch, ISSA sebagai moderator. Hadir pula membuka kegiatan Sekretaris Jenderal ISSA, Marcelo Abi-Ramia Caetano.
Baca juga: Pengelolaan arsip BPJS Kesehatan dianugerahi "Memuaskan" oleh ANRI
Baca juga: BPJS Kesehatan dinilai berperan tingkatkan kesehatan masyarakat