"Kesenjangan kesetaraan gender masih menjadi masalah bersama sehingga perempuan terkadang dianggap sebagai sosok yang lemah. Sejatinya, perempuan adalah kekuatan besar penopang keluarga, komunitas, bangsa dan dunia. Perempuan adalah tulang punggung masyarakat untuk bangkit dari krisis ini," kata Bintang dalam 2nd Side Event dengan tema Rebuilding Women's Productivity Post Pandemic yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Menurut Bintang, pemberdayaan perempuan berfungsi sebagai katalis untuk pengentasan kemiskinan dan stabilitas ekonomi menuju kemakmuran bagi semua.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa ketika perempuan diberdayakan secara ekonomi, mereka juga menginvestasikan pendapatan mereka untuk nutrisi, kesehatan dan pendidikan anak-anak mereka," katanya.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan jadi tulang punggung keluarga akibat COVID-19
Baca juga: XL Axiata promosikan Sispreneur bantu UKM di ajang W20 Empower
Menteri Bintang menuturkan selama pandemi COVID-19, perempuan menjadi pihak yang paling terdampak.
"Perempuan khususnya yang bekerja di sektor informal hampir tidak memiliki jaring pengaman sosial dan karena itu berisiko lebih besar terhadap ketidakstabilan ekonomi," katanya.
Ia menjelaskan, angka partisipasi angkatan kerja perempuan berdasar data Februari 2021 menunjukkan masih sebesar 54 persen lebih rendah dari laki-laki yang telah mencapai 82 persen. Dengan partisipasi angkatan kerja yang jauh lebih rendah, jumlah perempuan dalam peran kepemimpinan di perusahaan juga rendah.
Baca juga: Side event G20 Empower bahas peran UMKM perempuan dorong ekonomi
Menteri Bintang menuturkan selama pandemi COVID-19, perempuan menjadi pihak yang paling terdampak.
"Perempuan khususnya yang bekerja di sektor informal hampir tidak memiliki jaring pengaman sosial dan karena itu berisiko lebih besar terhadap ketidakstabilan ekonomi," katanya.
Ia menjelaskan, angka partisipasi angkatan kerja perempuan berdasar data Februari 2021 menunjukkan masih sebesar 54 persen lebih rendah dari laki-laki yang telah mencapai 82 persen. Dengan partisipasi angkatan kerja yang jauh lebih rendah, jumlah perempuan dalam peran kepemimpinan di perusahaan juga rendah.
Baca juga: Side event G20 Empower bahas peran UMKM perempuan dorong ekonomi
Baca juga: Pemerintah tekankan pentingnya kolaborasi swasta dukung UKM perempuan
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, hanya tercatat 33 persen perempuan yang menduduki jabatan manajerial.
Selain itu, masih terdapat kesenjangan upah antara perempuan dan laki-laki. Data BPS menunjukkan bahwa rata-rata upah laki-laki sekitar Rp2,6 juta, lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan sebesar Rp2,1 juta.
"Saya berharap kita akan fokus pada tindakan kolektif yang layak sehingga diskusi ini dapat membawa hasil terbaik bagi perempuan di Indonesia, negara-negara anggota G20 dan seluruh dunia," katanya.
Baca juga: MenkopUKM: Pemberdayaan perempuan bisa ditempuh lewat UMKM kuliner
Baca juga: Wujudkan kesetaraan gender G20 Empower hadirkan pemimpin perempuanBerdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, hanya tercatat 33 persen perempuan yang menduduki jabatan manajerial.
Selain itu, masih terdapat kesenjangan upah antara perempuan dan laki-laki. Data BPS menunjukkan bahwa rata-rata upah laki-laki sekitar Rp2,6 juta, lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan sebesar Rp2,1 juta.
"Saya berharap kita akan fokus pada tindakan kolektif yang layak sehingga diskusi ini dapat membawa hasil terbaik bagi perempuan di Indonesia, negara-negara anggota G20 dan seluruh dunia," katanya.
Baca juga: MenkopUKM: Pemberdayaan perempuan bisa ditempuh lewat UMKM kuliner