Giwo Rubianto terpilih menjadi Wakil Presiden ICW
18 Mei 2022 19:55 WIB
Delegasi Indonesia pada sidang umum International Council of Women (ICW) yang diselenggarakan di Avignon, Perancis, pada 16 Mei hingga 22 Mei 2022. (ANTARA/HO- Humas Kowani)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Giwo Rubianto Wiyogo terpilih menjadi Wakil Presiden International Council of Women (ICW) pada sidang umum yang diselenggarakan di Avignon, Perancis, pada 16 Mei hingga 22 Mei 2022.
“Dari tujuh kandidat yang mencalonkan sebagai wakil presiden, sebanyak lima kandidat mendapatkan suara tertinggi dan terpilih. Salah satunya adalah Ibu Giwo Rubianto Wiyogo,” ujar Ketua Kowani, Erry Simanjuntak, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Sebanyak empat kandidat yang terpilih lainnya yakni Fatma Fatos Inal (Turki), Pushpa Hedge (India), Jamal Hermes Ghibril (Lebanon), dan Nona Ricafort (Filipina). ICW merupakan organisasi yang memperjuangkan hak perempuan internasional yang didirikan pada 1888.
Baca juga: Warga Aceh korban KDRT di Thailand dipulangkan ke Indonesia
“Ini tentunya suatu kebanggaan bagi perempuan Indonesia,” kata Erry lagi.
Dia menjelaskan dalam sidang umum ICW tersebut membahas sejumlah isu terkait perlindungan perempuan di seluruh dunia.
Acara dilanjutkan dengan simposium yang dibuka oleh Ketua Umum CNFF, Marie Claude Bertrand. CNFF merupakan organisasi perempuan di Perancis.
Simposium dibagi dalam dua sesi, yang mana sesi pertama membahas tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah mendorong perlindungan perempuan dan anak
Berbagai narasumber membahas betapa kritikal kondisi statistik saat ini, yang mana satu dari tiga perempuan di dunia adalah korban kekerasan, baik secara fisik, emosional, seksual, maupun finansial.
Selain itu, perempuan sebagai garda terdepan untuk agen perubahan dan edukasi untuk generasi masa depan. Berbagai aksi dan tools dapat digunakan untuk langkah preventif.
Sesi kedua simposium membahas kesetaraan gender dengan memberikan kebebasan untuk perempuan dan anak. Sebanyak tujuh pembicara membahas berbagai topik, diantaranya hak perempuan, akses ke pendidikan, kesehatan perempuan, dan keberagaman gender dalam dunia perdagangan dan profesional.
Baca juga: Menteri PPPA segera susun peraturan pelaksana pascapengesahan RUU TPKS
Dalam kesempatan itu, seluruh delegasi mengikuti sesi workshop, yang mana delegasi dibagi menjadi tiga grup dan membahas topik pembicaraan di masing-masing kelompok, diantaranya tentang kepemimpinan perempuan untuk mencapai perdamaian, perlindungan sosial sebagai langkah preventif sebelum kekerasan perempuan terjadi, dan perlindungan sosial untuk kesetaraan gender setelah pandemi COVID-19.
Berbagai pemimpin perempuan telah mendapatkan kesepakatan untuk memberikan kesempatan dan melibatkan lebih banyak perempuan sebagai pengambil keputusan dan memulai fokus ke generasi penerus untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas.
Delegasi Indonesia terdiri dari 12 peserta diantaranya Giwo Rubianto, Erry Simanjuntak, Hadriani Uli Tiur Silalahi, Susianah Affandy, Marlinda Poernomo, Tantri Dyah Kiranadewi, Lisye Sinulingga, Nawal Nur Arafah, Kartika Yudhisti, Rizki Fardillah, Sharmila, dan Farah Savira.
“Dari tujuh kandidat yang mencalonkan sebagai wakil presiden, sebanyak lima kandidat mendapatkan suara tertinggi dan terpilih. Salah satunya adalah Ibu Giwo Rubianto Wiyogo,” ujar Ketua Kowani, Erry Simanjuntak, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Sebanyak empat kandidat yang terpilih lainnya yakni Fatma Fatos Inal (Turki), Pushpa Hedge (India), Jamal Hermes Ghibril (Lebanon), dan Nona Ricafort (Filipina). ICW merupakan organisasi yang memperjuangkan hak perempuan internasional yang didirikan pada 1888.
Baca juga: Warga Aceh korban KDRT di Thailand dipulangkan ke Indonesia
“Ini tentunya suatu kebanggaan bagi perempuan Indonesia,” kata Erry lagi.
Dia menjelaskan dalam sidang umum ICW tersebut membahas sejumlah isu terkait perlindungan perempuan di seluruh dunia.
Acara dilanjutkan dengan simposium yang dibuka oleh Ketua Umum CNFF, Marie Claude Bertrand. CNFF merupakan organisasi perempuan di Perancis.
Simposium dibagi dalam dua sesi, yang mana sesi pertama membahas tentang kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Pemkab Lombok Tengah mendorong perlindungan perempuan dan anak
Berbagai narasumber membahas betapa kritikal kondisi statistik saat ini, yang mana satu dari tiga perempuan di dunia adalah korban kekerasan, baik secara fisik, emosional, seksual, maupun finansial.
Selain itu, perempuan sebagai garda terdepan untuk agen perubahan dan edukasi untuk generasi masa depan. Berbagai aksi dan tools dapat digunakan untuk langkah preventif.
Sesi kedua simposium membahas kesetaraan gender dengan memberikan kebebasan untuk perempuan dan anak. Sebanyak tujuh pembicara membahas berbagai topik, diantaranya hak perempuan, akses ke pendidikan, kesehatan perempuan, dan keberagaman gender dalam dunia perdagangan dan profesional.
Baca juga: Menteri PPPA segera susun peraturan pelaksana pascapengesahan RUU TPKS
Dalam kesempatan itu, seluruh delegasi mengikuti sesi workshop, yang mana delegasi dibagi menjadi tiga grup dan membahas topik pembicaraan di masing-masing kelompok, diantaranya tentang kepemimpinan perempuan untuk mencapai perdamaian, perlindungan sosial sebagai langkah preventif sebelum kekerasan perempuan terjadi, dan perlindungan sosial untuk kesetaraan gender setelah pandemi COVID-19.
Berbagai pemimpin perempuan telah mendapatkan kesepakatan untuk memberikan kesempatan dan melibatkan lebih banyak perempuan sebagai pengambil keputusan dan memulai fokus ke generasi penerus untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas.
Delegasi Indonesia terdiri dari 12 peserta diantaranya Giwo Rubianto, Erry Simanjuntak, Hadriani Uli Tiur Silalahi, Susianah Affandy, Marlinda Poernomo, Tantri Dyah Kiranadewi, Lisye Sinulingga, Nawal Nur Arafah, Kartika Yudhisti, Rizki Fardillah, Sharmila, dan Farah Savira.
Pewarta: Indriani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022
Tags: