Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan kontribusi BUMN melalui pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP (unaudited) sebesar Rp371 triliun pada tahun lalu.

"Ini merupakan kerja keras daripada direksi dan komisaris, yang saya harapkan juga dari para calon pemimpin BUMN masa depan juga harus menjaga (kinerja) ini," ujar Erick Thohir dalam acara Pembekalan Peserta Rekrutmen Bersama BUMN di Jakarta, Rabu.

Menurut Erick Thohir, semua pihak di BUMN harus memiliki kekuatan moral dan karakter. Inilah AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), kata dia, dan hasilnya sudah ada dengan pengurangan jumlah usaha digabungkan dan dengan efisiensi, ujung-ujungnya korporasi adalah mengejar keuntungan.

Karena itulah akhirnya laba bersih BUMN dari Rp13 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp90 triliun pada tahun 2021(unaudited).

Baca juga: Erick Thohir: Keuntungan BUMN dua tahun capai Rp90 triliun

Sementara itu pendapatan konsolidasian BUMN (unaudited) pada tahun lalu mencapai Rp1.983 triliun. Sedangkan total aset BUMN pada tahun 2021 (unaudited) sebesar Rp8.998 triliun.

BUMN merupakan korporasi dan Erick Thohir selalu menekankan bahwa dirinya adalah menteri korporasi bukan menteri kebijakan.

"Artinya apa? Ada tanggung jawab bahwa kita harus baik bukunya. Kenapa kita harus baik bukunya? Pastinya keuntungan kita sebagai BUMN kita kembalikan kepada negara sebesar-besarnya, karena negara membutuhkan pemasukan tambahan selain dari pajak. Salah satunya adalah dividen atau laba bersih BUMN yang diberikan kepada negara," kata Erick Thohir.

Dengan demikian, lanjutnya, kalau perusahaannya sehat maka bisa menggaji karyawannya, menghasilkan profit, memberikan bonus dan sebagainya.

"Lumrah, tidak korupsi, itu adalah haknya. Negara dapat, kita yang kerja keras juga dapat. Yang haknya negara diberikan kepada negara sedangkan haknya kita, kita ambil," kata Erick Thohir.

Baca juga: Erick Thohir: BUMN untuk memberikan keuntungan besar bagi negara