Jakarta (ANTARA News) - Kelebihan kuota pemakaian BBM menyebabkan pemerintah mengeluarkan dana talangan sampai Rp30,3 triliun untuk menutupi dana subsidinya. Subsidi BBM selama 2011 mencapai Rp160 triliun, sementara dalam APBN-P 2011, subsidi BBM ditetapkan sebesar Rp129,7 triliun.

Kata Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, saat ditemui di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa, "Kurang lebih nanti ada Rp160 triliunan yang akan dipakai untuk membayar BBM bersubsidi pada 2011."

Selain penambahan anggaran untuk BBM subsidi, pemerintah juga harus menambah beban subsidi listrik yang mencapai Rp91 triliun pada 2011, atau bertambah Rp25,4 triliun dari subsidi listrik yang ditetapkan sebesar Rp65,4 triliun.

"Sedangkan untuk listrik itu kira-kira Rp91 triliun," katanya. Kelebihan bayar subsidi listrik tersebut akan diakumulasikan dengan kekurangan bayar pada 2009.

"Ada kewajiban pada 2009 yang belum dibayarkan akan dibayarkan. Dan juga listrik akan dibayarkan sampai dengan aktual. Dan itu nanti ada sebagian yang masih harus diaudit ditunda," ujarnya.

Pembengkakan subsidi tersebut, yang rencananya akan dibayarkan pada 2012, akan dibayarkan dalam anggaran tahun ini, dan hal itu sudah dilakukan pembahasan dengan Kementerian ESDM.

"Kami sudah melakukan pembahasan dengan Menteri ESDM. Dan kita sudah sepakat bahwa tahun ini BBM bersubsidi akan dibayarkan yang di APBN-P itu, termasuk 40,4 juta kiloliter dikalikan harga yang ada dan exchange rate yang ada itu akan kita bayarkan," kata Martowardoyo. (KR-IAZ)