Dinkes DKI sosialisasikan PHBS cegah hepatitis misterius
18 Mei 2022 18:02 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktaviani ketika diwawancarai media di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (18/5/2022). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Jakarta (ANTARA) - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyosialisasikan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) untuk mencegah dari penyakit hepatitis akut misterius.
"Ini bukan untuk cemas berlebihan. Kami ajak menerapkan PHBS, menghindari berbagai jenis penyakit," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktaviani di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.
Menurut dia, rata-rata penyakit infeksi atau menular bisa ditularkan melalui saluran cerna sehingga harus menjaga kesehatan di antaranya makanan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.
Kemudian, makanan sehat dan tertutup serta dimasak sempurna.
Sedangkan, penularan yang lain yakni melalui udara atau pernafasan, maka menggunakan masker serta beristirahat yang cukup agar menjaga imunitas diri.
"Saat ini masih harus menjaga protokol kesehatan karena tadi masih misterius masih berbagai dugaan. Jadi sama-sama PHBS yang ditingkatkan," katanya.
Sementara itu, untuk penanganan hepatitis akut di antaranya dapat melakukan empat langkah yakni mewaspadai gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan dapat disertai demam ringan.
Kedua, jika muncul gejala awal itu, masyarakat diimbau tenang dan segera membawa pasien ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk mendapat penanganan medis lanjutan.
Masyarakat perlu mewaspadai gejala lanjutan seperti kulit dan mata kuning.
Apabila terjadi penurunan kesadaran maka harus segera dibawa ke unit perawatan intensif (ICU).
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat jumlah orang meninggal dunia diduga terjangkit hepatitis akut misterius mencapai lima orang per 18 Mei 2022.
Adapun lima orang yang meninggal tersebut terdiri dari satu orang yang berstatus probable atau kemungkinan hepatitis akut misterius dan empat orang yang menunggu hasil pemeriksaan atau "pending".
Lima orang yang meninggal itu termasuk bagian dari 24 temuan kasus diduga hepatitis akut misterius dengan rincian tiga orang masuk probable, kemudian pending ada 20 orang dan suspek atau dicurigai sebanyak satu orang.
Baca juga: Kemenko PMK sarankan masyarakat terapkan prokes cegah hepatitis akut
Baca juga: Dinkes DKI catat lima meninggal diduga akibat hepatitis misterius
Baca juga: Tiga warga Jakarta Pusat tidak idap hepatitis akut
"Ini bukan untuk cemas berlebihan. Kami ajak menerapkan PHBS, menghindari berbagai jenis penyakit," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktaviani di gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.
Menurut dia, rata-rata penyakit infeksi atau menular bisa ditularkan melalui saluran cerna sehingga harus menjaga kesehatan di antaranya makanan, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.
Kemudian, makanan sehat dan tertutup serta dimasak sempurna.
Sedangkan, penularan yang lain yakni melalui udara atau pernafasan, maka menggunakan masker serta beristirahat yang cukup agar menjaga imunitas diri.
"Saat ini masih harus menjaga protokol kesehatan karena tadi masih misterius masih berbagai dugaan. Jadi sama-sama PHBS yang ditingkatkan," katanya.
Sementara itu, untuk penanganan hepatitis akut di antaranya dapat melakukan empat langkah yakni mewaspadai gejala awal seperti diare, mual, muntah, sakit perut, dan dapat disertai demam ringan.
Kedua, jika muncul gejala awal itu, masyarakat diimbau tenang dan segera membawa pasien ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk mendapat penanganan medis lanjutan.
Masyarakat perlu mewaspadai gejala lanjutan seperti kulit dan mata kuning.
Apabila terjadi penurunan kesadaran maka harus segera dibawa ke unit perawatan intensif (ICU).
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat jumlah orang meninggal dunia diduga terjangkit hepatitis akut misterius mencapai lima orang per 18 Mei 2022.
Adapun lima orang yang meninggal tersebut terdiri dari satu orang yang berstatus probable atau kemungkinan hepatitis akut misterius dan empat orang yang menunggu hasil pemeriksaan atau "pending".
Lima orang yang meninggal itu termasuk bagian dari 24 temuan kasus diduga hepatitis akut misterius dengan rincian tiga orang masuk probable, kemudian pending ada 20 orang dan suspek atau dicurigai sebanyak satu orang.
Baca juga: Kemenko PMK sarankan masyarakat terapkan prokes cegah hepatitis akut
Baca juga: Dinkes DKI catat lima meninggal diduga akibat hepatitis misterius
Baca juga: Tiga warga Jakarta Pusat tidak idap hepatitis akut
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022
Tags: