SEA Games 2021
Anggar Indonesia kandas di delapan besar sabre beregu putri SEA Games
18 Mei 2022 17:40 WIB
(Ki-ka) : Diah Permata Sari, Ima Sapitri, Elvalanda Cantika Putri dan Gebhy Novitha setelah bertanding pada nomor beregu sabre putri SEA Games 2021 Vietnam di Hanoi Indoor Games Gymnasium, Hanoi, Vietnam, Rabu (18/5/22). (ANTARA/Dolly Rosana)
Hanoi (ANTARA) - Perjuangan tim anggar Indonesia di nomor sabre beregu putri SEA Games Vietnam 2021 kandas di babak delapan delapan besar setelah kalah 41-45 melawan Thailand di Hanoi Indoor Games Gymnasium, Hanoi, Vietnam, Rabu.
Pada pertandingan beregu ini, tim Indonesia diperkuat oleh Diah Permata Sari, Ima Sapitri, Gebhy Novitha dan Elvalanda Cantika Putri dengan satu atlet menjadi pemain cadangan.
Sementara lawan diperkuat oleh tiga orang atlet tanpa pemain cadangan yakni Innurak Onwipha, Phokaew Tonkhaw dan Srinualnad Bandhita.
Pada partai pertama, Indonesia yang menurunkan Diah Permata Sari langsung memimpin 5-2. Peraih medali perak SEA Games Filipina 2019 untuk nomor perorangan sabre putri ini tampil penuh semangat untuk sekaligus memotivasi rekan-rekannya yang akan tampil berikutnya.
Namun pada partai kedua, keadaan berbalik menjadi 5-7 untuk keunggulan Thailand setelah Phokaew Tonkhaw membuat Putri Elvanda Cantika tak berkutik.
Tak satu poin pun berhasil dikemas atlet muda asal Aceh yang untuk kali pertama memperkuat Tim SEA Games Indonesia.
Layaknya pertandingan beregu, maka kehilangan poin dapat dikejar oleh pemain berikutnya. Ima Sapitri mengumpulkan 10 poin dengan beberapa kali menerapkan strategi counter attack. Poin pun berubah menjadi 10-15 untuk Indonesia.
Baca juga: Raih perak, Diah Permatasari harus telan pil pahit dari Filipina
Partai berikutnya mempertemukan Elvanda dan Srinualnad Bandhita. Elvanda yang pada pertandingan sebelumnya membuang poin, justru kali ini tampil apik dengan berhasil mencetak 10 poin.
Semangat juangnya untuk mengejar ketinggalan membuat lawannya kebingungan dalam melakukan antisipasi. Beberapa kali serangan yang dilakukan Elvanda tak dapat tertangkis, begitu juga saat atlet asal Aceh ini menerapkan strategi bertahan yang dapat menangkap senjata lawan.
Torehan 10 poin dari atlet muda ini membuat Indonesia unggul 20-18.
Indonesia kembali unggul pada partai berikutnya setelah Diah mampu menang 5-3 atas Innurak Onwipha sehingga tim pun unggul menjadi 24-21.
Namun keunggulan itu tak berlangsung lama, setelah Ima hanya mengemas 3 poin sementara lawan 9 poin sehingga skor Indonesia pun berubah menjadi 27-30.
Pada partai berikutnya, pertandingan semakin ketat. Lantaran jarak semakin lebar, praktis Indonesia semakin sulit mengejar. Hingga sebelum laga terakhir Indonesia sudah tertinggal 35-40, sehingga berat bagi pemain andalan Diah Permata Sari untuk membalikkan keadaan.
Dan satu gerakan attack dari Phokaew Tonkhaw tak mampu dibendung Diah sehingga mengakhiri perlawanan Indonesia menjadi 41-45.
Baca juga: Timnas basket putra Indonesia raih kemenangan kedua di SEA Games
Selanjutnya: Diah yang mengumpulkan
Diah yang mengumpulkan 16 poin atau poin terbanyak dari dua rekannya mengaku kecewa karena tidak dapat membawa tim melangkah ke semifinal.
Kegagalan ini tak lepas dari kurangnya persiapan tim sebelum diturunkan ke SEA Games, padahal pada ajang serupa dua tahun lalu ia sempat menjalani pemusatan latihan selama dua bulan di Korea Selatan.
"Kami Pelatnas baru dimulai 12 April di Samarinda, ya apa yang bisa dilakukan dengan waktu pelatnas hanya satu bulan lebih," kata atlet asal Jawa Timur yang pernah lolos ke Olimpiade London 2012 ini.
Kurangnya persiapan ini juga membuatnya terhenti di babak 16 besar untuk nomor perorangan atau finis pada urutan ke-10.
Hasil tak memuaskan juga dialami rekannya, Gebhy Novitha yang hanya menang satu kali dalam penyisihan grup.
Baca juga: Peraih medali emas anggar asal Sumsel diganjar Rp300 juta
Pelatih Anggar Indonesia Fatullah mengatakan Tim Indonesia sulit untuk mengimbangi lawan karena minimnya persiapan.
Secara teknik, sebenarnya Indonesia masih dapat bersaing tapi karena kurangnya persiapan maka atlet banyak melakukan kesalahan.
"Praktis setelah SEA Games 2012, Diah tak pernah bertanding ke luar negeri. Selain adanya COVID-19, di dalam negeri juga minim kompetisi," kata Fatullah.
Indonesia hanya mengirimkan empat orang atlet untuk cabang olahraga anggar yang bertanding hanya di dua nomor, yakni sabre perorangan putri (dua orang) dan beregu putri (empat orang).
Pada SEA Games kali ini, cabang olahraga anggar ditargetkan meraih satu medali emas karena memiliki rekam jejak meraih medali perak pada ajang sebelumnya di Filipina tahun 2019.
Atas capaian ini, menurut Fatullah, perlu dilakukan penyempurnaan dalam mempersiapkan atlet ke arena SEA Games.
"Setidaknya ada pemusatan latihan kurang lebih satu tahun, dan uji coba di dalam dan luar negeri. Ini minim sekali persiapannya, hanya karena rekam jejak saja pernah dapat perak di SEA Games sebelumnya," kata dia.
Baca juga: Futsal Indonesia tetap berpeluang emas SEA Games usai imbangi Thailand
Baca juga: Indonesia raih perak bulu tangkis beregu putri, Thailand masih dominan
Pada pertandingan beregu ini, tim Indonesia diperkuat oleh Diah Permata Sari, Ima Sapitri, Gebhy Novitha dan Elvalanda Cantika Putri dengan satu atlet menjadi pemain cadangan.
Sementara lawan diperkuat oleh tiga orang atlet tanpa pemain cadangan yakni Innurak Onwipha, Phokaew Tonkhaw dan Srinualnad Bandhita.
Pada partai pertama, Indonesia yang menurunkan Diah Permata Sari langsung memimpin 5-2. Peraih medali perak SEA Games Filipina 2019 untuk nomor perorangan sabre putri ini tampil penuh semangat untuk sekaligus memotivasi rekan-rekannya yang akan tampil berikutnya.
Namun pada partai kedua, keadaan berbalik menjadi 5-7 untuk keunggulan Thailand setelah Phokaew Tonkhaw membuat Putri Elvanda Cantika tak berkutik.
Tak satu poin pun berhasil dikemas atlet muda asal Aceh yang untuk kali pertama memperkuat Tim SEA Games Indonesia.
Layaknya pertandingan beregu, maka kehilangan poin dapat dikejar oleh pemain berikutnya. Ima Sapitri mengumpulkan 10 poin dengan beberapa kali menerapkan strategi counter attack. Poin pun berubah menjadi 10-15 untuk Indonesia.
Baca juga: Raih perak, Diah Permatasari harus telan pil pahit dari Filipina
Partai berikutnya mempertemukan Elvanda dan Srinualnad Bandhita. Elvanda yang pada pertandingan sebelumnya membuang poin, justru kali ini tampil apik dengan berhasil mencetak 10 poin.
Semangat juangnya untuk mengejar ketinggalan membuat lawannya kebingungan dalam melakukan antisipasi. Beberapa kali serangan yang dilakukan Elvanda tak dapat tertangkis, begitu juga saat atlet asal Aceh ini menerapkan strategi bertahan yang dapat menangkap senjata lawan.
Torehan 10 poin dari atlet muda ini membuat Indonesia unggul 20-18.
Indonesia kembali unggul pada partai berikutnya setelah Diah mampu menang 5-3 atas Innurak Onwipha sehingga tim pun unggul menjadi 24-21.
Namun keunggulan itu tak berlangsung lama, setelah Ima hanya mengemas 3 poin sementara lawan 9 poin sehingga skor Indonesia pun berubah menjadi 27-30.
Pada partai berikutnya, pertandingan semakin ketat. Lantaran jarak semakin lebar, praktis Indonesia semakin sulit mengejar. Hingga sebelum laga terakhir Indonesia sudah tertinggal 35-40, sehingga berat bagi pemain andalan Diah Permata Sari untuk membalikkan keadaan.
Dan satu gerakan attack dari Phokaew Tonkhaw tak mampu dibendung Diah sehingga mengakhiri perlawanan Indonesia menjadi 41-45.
Baca juga: Timnas basket putra Indonesia raih kemenangan kedua di SEA Games
Selanjutnya: Diah yang mengumpulkan
Diah yang mengumpulkan 16 poin atau poin terbanyak dari dua rekannya mengaku kecewa karena tidak dapat membawa tim melangkah ke semifinal.
Kegagalan ini tak lepas dari kurangnya persiapan tim sebelum diturunkan ke SEA Games, padahal pada ajang serupa dua tahun lalu ia sempat menjalani pemusatan latihan selama dua bulan di Korea Selatan.
"Kami Pelatnas baru dimulai 12 April di Samarinda, ya apa yang bisa dilakukan dengan waktu pelatnas hanya satu bulan lebih," kata atlet asal Jawa Timur yang pernah lolos ke Olimpiade London 2012 ini.
Kurangnya persiapan ini juga membuatnya terhenti di babak 16 besar untuk nomor perorangan atau finis pada urutan ke-10.
Hasil tak memuaskan juga dialami rekannya, Gebhy Novitha yang hanya menang satu kali dalam penyisihan grup.
Baca juga: Peraih medali emas anggar asal Sumsel diganjar Rp300 juta
Pelatih Anggar Indonesia Fatullah mengatakan Tim Indonesia sulit untuk mengimbangi lawan karena minimnya persiapan.
Secara teknik, sebenarnya Indonesia masih dapat bersaing tapi karena kurangnya persiapan maka atlet banyak melakukan kesalahan.
"Praktis setelah SEA Games 2012, Diah tak pernah bertanding ke luar negeri. Selain adanya COVID-19, di dalam negeri juga minim kompetisi," kata Fatullah.
Indonesia hanya mengirimkan empat orang atlet untuk cabang olahraga anggar yang bertanding hanya di dua nomor, yakni sabre perorangan putri (dua orang) dan beregu putri (empat orang).
Pada SEA Games kali ini, cabang olahraga anggar ditargetkan meraih satu medali emas karena memiliki rekam jejak meraih medali perak pada ajang sebelumnya di Filipina tahun 2019.
Atas capaian ini, menurut Fatullah, perlu dilakukan penyempurnaan dalam mempersiapkan atlet ke arena SEA Games.
"Setidaknya ada pemusatan latihan kurang lebih satu tahun, dan uji coba di dalam dan luar negeri. Ini minim sekali persiapannya, hanya karena rekam jejak saja pernah dapat perak di SEA Games sebelumnya," kata dia.
Baca juga: Futsal Indonesia tetap berpeluang emas SEA Games usai imbangi Thailand
Baca juga: Indonesia raih perak bulu tangkis beregu putri, Thailand masih dominan
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022
Tags: