Myanmar susun amendemen UU media cetak dan tv
11 Desember 2011 16:04 WIB
Era keterbukaan akan bisa segera mengisi atmorfer Myanmar dan rintisan secara terprogram ke arah itu semakin jelas, juga untuk aspek penyebarluasan informasi; sesuatu yang amat sangat tabu hingga lima tahun lalu di negara kaya batu giok dan emas itu. Salah satunya saat pemimpin oposisi pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi (kanan) memberikan keterangan kepada media disaksikan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, di kediaman Suu Kyi, di Yangon, Jumat (2/12). (REUTERS/Saul Loeb)
Yangon (ANTARA News) - Myanmar sedang menyusun amendemen undang-undang media cetak dan televisi. Hal ini akan memberikan kelonggaran lebih besar untuk gambar gerak dan sensor video sesuai dengan era dan sistem baru.
Setelah memberikan kelonggaran, tidaklah layak bagi pembatasan sensor untuk film dan video, kata Menteri Informasi dan Kebudayaan, U Kyaw Hsan, pada pertemuan dengan pejabat sensor film dan video serta lingkup perfilman dan video, di Yangon, Sabtu.
Dia menambahkan bahwa relaksasi aturan dan hukum yang terkait akan dibuat tahap demi tahap.
Namun, ia akan menetapkan waktu untuk menciptakan apa yang beberapa orang katakan tidak boleh ada sensor dewan mengenai sensor film dan video dan karya artistik, diproduksi secara bebas dan terbuka, akan dinilai dan diawasi oleh mereka dari kalangan film, artis dan masyarakat.
Dia menegaskan bahwa dewan sensor film dan video akan tetap ada, tetapi aturan sensor akan lebih santai.
Dia meminta perhimpunan pembuat film Myanmar Motion Picture Association dan orang-orang dari industri film untuk bekerja sama dalam proses demokratisasi administrasi yang baru dalam pandangan dan semangat nasional.
Amendemen undang-undang media cetak dan TV, yang kini masih dilakukan, antara lain merupakan langkah-langkah reformasi pemerintah yang diperkenalkan sejak pemerintah baru mulai mengemban kekuasaan pada Maret tahun ini. (H-AK)
Setelah memberikan kelonggaran, tidaklah layak bagi pembatasan sensor untuk film dan video, kata Menteri Informasi dan Kebudayaan, U Kyaw Hsan, pada pertemuan dengan pejabat sensor film dan video serta lingkup perfilman dan video, di Yangon, Sabtu.
Dia menambahkan bahwa relaksasi aturan dan hukum yang terkait akan dibuat tahap demi tahap.
Namun, ia akan menetapkan waktu untuk menciptakan apa yang beberapa orang katakan tidak boleh ada sensor dewan mengenai sensor film dan video dan karya artistik, diproduksi secara bebas dan terbuka, akan dinilai dan diawasi oleh mereka dari kalangan film, artis dan masyarakat.
Dia menegaskan bahwa dewan sensor film dan video akan tetap ada, tetapi aturan sensor akan lebih santai.
Dia meminta perhimpunan pembuat film Myanmar Motion Picture Association dan orang-orang dari industri film untuk bekerja sama dalam proses demokratisasi administrasi yang baru dalam pandangan dan semangat nasional.
Amendemen undang-undang media cetak dan TV, yang kini masih dilakukan, antara lain merupakan langkah-langkah reformasi pemerintah yang diperkenalkan sejak pemerintah baru mulai mengemban kekuasaan pada Maret tahun ini. (H-AK)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: