Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi pendidikan yang fokus pada pengembangan talenta digital, Binar Academy memperoleh pendanaan lanjutan Pre Series A dengan nilai yang tidak dipublikasikan.

“Dana segar yang baru kami peroleh ini akan digunakan untuk meningkatkan jumlah materi pembelajaran yang tersedia,” kata Founder dan CEO Binar Academy Alamanda Shantika dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Alamanda menyampaikan bahwa Binar Academy memastikan pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar dan berupaya untuk menghadirkan pendidikan yang inklusif dan dapat diakses dari mana saja namun memiliki kualitas pembelajaran kelas dunia.

Putaran pendanaan ini melibatkan beberapa perusahaan modal ventura yang dipimpin oleh Teja Ventures serta didukung oleh iGlobe Partners bersama IWEF (sebuah dana bersama dari YCAB Ventures dan Moonshot Ventures) dan beberapa angel investor diantaranya manajemen pendiri Investree (Dickie Widjaja dan Andi Andries) dan lainnya.

Dana segar yang didapatkan oleh Binar Academy ini akan digunakan untuk pengembangan team, ekspansi, serta mengakselerasi growth akuisisi pengguna. Selain juga pengembangan aplikasi yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran para peserta yang mereka miliki untuk dapat menjadi SuperApp digital skill pertama di Asia Tenggara.

Lebih lanjut Alamanda juga menyoroti pentingnya kepercayaan dari pengguna awal mereka.

“Investree adalah salah satu klien pertama kami dan dukungan dari manajemen pendiri menunjukkan keyakinan dan kepercayaan terhadap kualitas produk kami,” tuturynya.

Founding Partner Teja Ventures Virginia Tan menyampaikan rekam jejak Binar Academy merupakan alasan mengapa perusahaannya mendukung pendanaan baru.

“Pertumbuhan luar biasa dari Binar Academy merupakan bukti kuatnya para founder dan fokus perusahaan pada pengembangan kualitas produk,” ucapnya.

Ia percaya bahwa Binar Academy memiliki potensi untuk menjadi market leader pendidikan teknologi di Indonesia. Pendanaan baru tersebut, katanya, akan digunakan untuk mempercepat pengembangan konten Binar Academy serta penciptaan ekosistem end to end bagi talenta digital, dengan produk edtech yang disiapkan untuk melayani semua segmen pengguna

Sementara itu Managing Partner iGlobe Partner Chong Yoke Sin meyakini bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, edtech memiliki peluang besar dan dapat menghadirkan pendidikan inklusif bagi masyarakat Indonesia.

“Teknologi dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya meningkatkan pendidikan yang setara di negara sebesar Indonesia. Binar Academy masih memiliki market yang luas dan dapat terus berkembang,” tuturnya.

Sepanjang tahun 2021, startup yang didirikan oleh para alumni Gojek ini memiliki peningkatan pengguna 13 kali lipat dibandingkan tahun 2020. Sementara revenue di tahun 2021 bertumbuh signifikan, 2 kali lipat dibandingkan revenue tahun 2020 dan menargetkan pertumbuhan 4 kali lipat di tahun 2022.

Baca juga: Binar Academy tawarkan sekolah coding gratis
Baca juga: Indonesia boyong 10 perusahaan rintisan ke ajang SXSW 2022
Baca juga: Menteri BUMN harapkan unicorn di Indonesia bertambah