RSCM sebut tata laksana transplantasi hepatitis akut sangat rumit
17 Mei 2022 17:41 WIB
Tim medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta saat menyampaikan keterangan pers di Gedung Kiara RSCM Jakarta, Selasa (17/5/2022). (ANTARA/Andi Firdaus).
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Lies Dina Liastuti mengatakan proses transplantasi hati pada pasien hepatitis akut membutuhkan tata laksana yang sangat rumit.
"Transplantasi hati merupakan suatu tata laksana operasi yang sangat rumit, memerlukan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang menjadi satu kesatuan tim," kata Lies Dina Liastuti dalam konferensi pers di Gedung Kiara RSCM, Jakarta, Selasa.
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Lies, RSCM memberikan layanan transplantasi hati pada bayi maupun pada orang dewasa.
"Tapi itu bukan kasus akut seperti sekarang. Yang sudah ada adalah perlakuan yang sudah terencana, donor hatinya kita siapkan dan keberhasilannya bagus," katanya.
Kalau dibandingkan dengan luar negeri, kata Lies, layanan transplantasi hati di RSCM hampir setara karena dibantu pakar dari Jepang yang secara rutin memandu dokter bedah, dokter anak, penyakit dalam di RSCM sehingga mereka bisa terampil.
Baca juga: RSCM: Tidak ada keluarga pasien tertular hepatitis misterius
Baca juga: Bayi diduga hepatitis misterius di Sumut meninggal dunia
Tapi khusus transplantasi hati pada kasus akut belum pernah diterapkan RSCM. "Karena persoalannya tidak mudah dapat donor secara cepat. biasanya donor bayi dari kerelaan orang tua. Pada kasus yang akut kita juga perlu siapkan orang tua," katanya.
Selain itu, kata Lies, tim medis juga perlu menyiapkan peralatan untuk mengatasi gejala infeksi pada hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya pada anak di bawah 16 tahun itu.
Lies mengatakan seluruh tata laksana transplantasi hati akut telah disusun pihaknya secara detail untuk diajukan kepada Kemenkes sebagai bahan transfer ilmu pengetahuan bagi prosedur bedah di rumah sakit lain di Tanah Air.
"Transplantasi hati di Indonesia hanya dua tempat yang bisa, yakni RSCM dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. Mereka sudah lakukan pada lima kasus," katanya.*
Baca juga: Kemenkes: Gejala berat hepatitis akut misterius muncul dalam dua pekan
Baca juga: Epidemiolog UGM: Hepatitis akut tak berhubungan dengan vaksin COVID-19
"Transplantasi hati merupakan suatu tata laksana operasi yang sangat rumit, memerlukan keahlian dari berbagai disiplin ilmu yang menjadi satu kesatuan tim," kata Lies Dina Liastuti dalam konferensi pers di Gedung Kiara RSCM, Jakarta, Selasa.
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Lies, RSCM memberikan layanan transplantasi hati pada bayi maupun pada orang dewasa.
"Tapi itu bukan kasus akut seperti sekarang. Yang sudah ada adalah perlakuan yang sudah terencana, donor hatinya kita siapkan dan keberhasilannya bagus," katanya.
Kalau dibandingkan dengan luar negeri, kata Lies, layanan transplantasi hati di RSCM hampir setara karena dibantu pakar dari Jepang yang secara rutin memandu dokter bedah, dokter anak, penyakit dalam di RSCM sehingga mereka bisa terampil.
Baca juga: RSCM: Tidak ada keluarga pasien tertular hepatitis misterius
Baca juga: Bayi diduga hepatitis misterius di Sumut meninggal dunia
Tapi khusus transplantasi hati pada kasus akut belum pernah diterapkan RSCM. "Karena persoalannya tidak mudah dapat donor secara cepat. biasanya donor bayi dari kerelaan orang tua. Pada kasus yang akut kita juga perlu siapkan orang tua," katanya.
Selain itu, kata Lies, tim medis juga perlu menyiapkan peralatan untuk mengatasi gejala infeksi pada hepatitis akut bergejala berat yang belum diketahui penyebabnya pada anak di bawah 16 tahun itu.
Lies mengatakan seluruh tata laksana transplantasi hati akut telah disusun pihaknya secara detail untuk diajukan kepada Kemenkes sebagai bahan transfer ilmu pengetahuan bagi prosedur bedah di rumah sakit lain di Tanah Air.
"Transplantasi hati di Indonesia hanya dua tempat yang bisa, yakni RSCM dan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito. Mereka sudah lakukan pada lima kasus," katanya.*
Baca juga: Kemenkes: Gejala berat hepatitis akut misterius muncul dalam dua pekan
Baca juga: Epidemiolog UGM: Hepatitis akut tak berhubungan dengan vaksin COVID-19
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: