Pesawat Korea Utara jemput pasokan medis dari China
17 Mei 2022 17:36 WIB
Orang-orang menonton TV yang menyiarkan laporan berita tentang wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul, Korea Selatan, 17 Mei 2022. (ANTARA/Reuters/Kim Hong-ji/as)
Seoul (ANTARA) - Korea Utara mengirim pesawat ke China untuk mengambil pasokan medis beberapa hari setelah negara itu mengonfirmasi wabah COVID-19 pertamanya, menurut laporan media pemerintah Korea Selatan, Selasa.
Tiga pesawat Air Koryo dari Korut terbang ke Kota Shenyang, China, Senin (16/5), dan terbang kembali dengan membawa pasokan medis keesokan harinya. Penerbangan itu menjadi penerbangan internasional pertama dari Korut sejak pandemi virus corona dimulai lebih dari dua tahun lalu.
"Mereka dapat mengoperasikan penerbangan tambahan karena jumlah yang mereka kirimkan kali ini tampaknya tidak cukup," menurut laporan Yonhap, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Korut, yang sedang menghadapi wabah COVID pertama yang diakui dan dikonfirmasi pekan lalu, memicu kekhawatiran tentang krisis kesehatan besar karena kurangnya vaksin dan infrastruktur medis yang memadai.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengaku tidak mengetahui laporan media itu dan tidak menjelaskan soal bantuan apa pun ke Korut.
China sebelumnya mengatakan akan membantu Korut memerangi pandemi jika diminta.
NK News yang berbasis di Korsel juga mengatakan citra satelit menunjukkan aktivitas yang tidak biasa di sekitar bandara internasional di ibu kota Korut Pyongyang pada Minggu sebagai tanda kemungkinan persiapan untuk penerbangan.
Korut melaporkan total 1,48 juta orang dengan gejala demam pada Senin malam, termasuk 56 kematian, menurut kantor berita resmi Korut KCNA.
Namun, tidak disebutkan berapa banyak orang yang dinyatakan positif COVID.
Sumber: Reuters
Baca juga: Hadapi wabah COVID-19, Korut mobilisasi tentara
Baca juga: Kekurangan vaksin, Korut perangi COVID dengan antibiotik
Tiga pesawat Air Koryo dari Korut terbang ke Kota Shenyang, China, Senin (16/5), dan terbang kembali dengan membawa pasokan medis keesokan harinya. Penerbangan itu menjadi penerbangan internasional pertama dari Korut sejak pandemi virus corona dimulai lebih dari dua tahun lalu.
"Mereka dapat mengoperasikan penerbangan tambahan karena jumlah yang mereka kirimkan kali ini tampaknya tidak cukup," menurut laporan Yonhap, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Korut, yang sedang menghadapi wabah COVID pertama yang diakui dan dikonfirmasi pekan lalu, memicu kekhawatiran tentang krisis kesehatan besar karena kurangnya vaksin dan infrastruktur medis yang memadai.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengaku tidak mengetahui laporan media itu dan tidak menjelaskan soal bantuan apa pun ke Korut.
China sebelumnya mengatakan akan membantu Korut memerangi pandemi jika diminta.
NK News yang berbasis di Korsel juga mengatakan citra satelit menunjukkan aktivitas yang tidak biasa di sekitar bandara internasional di ibu kota Korut Pyongyang pada Minggu sebagai tanda kemungkinan persiapan untuk penerbangan.
Korut melaporkan total 1,48 juta orang dengan gejala demam pada Senin malam, termasuk 56 kematian, menurut kantor berita resmi Korut KCNA.
Namun, tidak disebutkan berapa banyak orang yang dinyatakan positif COVID.
Sumber: Reuters
Baca juga: Hadapi wabah COVID-19, Korut mobilisasi tentara
Baca juga: Kekurangan vaksin, Korut perangi COVID dengan antibiotik
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022
Tags: