Tanjungpinang (ANTARA News) - Gerhana bulan yang terjadi Sabtu malam terlihat jelas di langit Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
Langit cerah ditaburi jutaan bintang tanpa awan, membuat warga yang menyaksikan fenomena alam itu bisa melihat secara langsung dan mengabadikannya dengan telepon genggam serta kamera foto.
"Beruntung langit cerah, sehingga bisa menyaksikan dari awal terjadinya gerhana bulan hingga gerhana bulan total," kata salah seorang warga Tanjungpinang, Yusri yang menyaksikan dengan sejumlah temannya.
Warga Kelurahan Pinang Kencana itu mengatakan, sangat jarang bisa menyaksikan gerhana bulan total secara langsung tanpa ditutupi awan atau karena berkabut.
Terjadinya gerhana bulan yang sudah diprediksi sebelumnya oleh para ahli tersebut mulai terlihat dengan mata telanjang di langit Tanjungpinang sekitar pukul 19.15 WIB dan gerhana total terjadi sekitar pukul 21.15 WIB.
Gerhana total terlihat hampir selama 50 menit, sebelum cahaya bulan kembali dengan perlahan bersinar terang.
"Awalnya kami terkejut melihat bulan purnama yang sebelumnya bersinar terang lama-kelamaan berubah menjadi gelap dan berbentuk seperti bulan sabit. Untung ada yang memberitahu kalau itu gerhana bulan," ujarnya.
Sejumlah warga yang menyaksikan gerhana bulan total itu juga mengabadikannya dengan kamera foto serta video.
Sebagian warga juga heran melihat bulan mulai redup, sebelum sadar kalau yang terjadi adalah gerhana bulan.
"Kami baru sadar kalau yang terjadi itu gerhana bulan setelah diberitahu salah seorang teman," ujar warga lainnya, Adi.
Namun, ada juga warga yang sudah dari Sabtu petang menunggu fenomena alam yang jarang terjadi itu untuk menyaksikannya.
"Saya sudah menunggu dan beruntung bisa menyaksikan secara langsung tanpa ada yang menghalangi, sebelumnya saya tidak sempat menyaksikan karena terjadi dini hari dan langit ditutupi awan," ujar warga, Fairuz. (ANT)
Gerhana bulan di Tanjungpinang tampak jelas
11 Desember 2011 01:31 WIB
Gerhana Bulan Total, Foto sekuel proses terjadinya gerhana bulan total. (FOTO ANTARA/Septianda Perdana)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: