Huawei kurangi bisnis akibat situasi "kompleks" di Iran
10 Desember 2011 18:08 WIB
Perusahaan teknologi informasi dan komunikasi asal China, Huawei, meluncurkan jaringan telekomunikasi komersial konvergensi LTE TDD/FDD yang diklaim sebagai yang pertama di dunia (ANTARA News/Lukisatrio)
Beijing (ANTARA News) - Perusahaan peralatan telekomunikasi China Huawei Technologies mengatakan pihaknya akan melakukan pengurangan bisnis di Iran, dimana perusahaan itu membantu operator telekom yang dikelola negara, akibat "semakin kompleksnya situasi" disana.
Iran melakukan pengetatan terhadap warga negaranya yang dibantu dengan teknologi impor, menghadapi peningkatan sanksi Barat terkait program nuklirnya serta perlakukan terhadap rakyatnya sejak negara itu menggilas protes terkait hasil pemungutan suara 2009 yang dipertentangkan, lapor AFP.
Huawei akan "secara suka rela membatasi pengembangan bisnisnya" di Iran "dengan tidak lagi mencari pelanggan baru dan membatasi aktivitas bisnisnya dengan pelanggan yang sudah ada", kata pernyataan tersebut.
Pada November, menanggapi apa yang disebut pemberitaan bias, Huawei mengatakan bahwa "kami tidak pernah terlibat dalam dan tidak menyediakan jasa apapun terkait teknologi pemonitoran atau pemfilteran dimanapun di dunia".
Juga bulan lalu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap industri energi Iran dan memperingatkan perusahaan-perusahaan agar tidak melakukan transaksi dengan sektor keuangan republik tersebut, menunjuk negara itu "pencuci uang utama yang menghkwatirkan".
Penyekalaan kembali bisnis Huawei di Iran menyusul sebuah pernyataan pada Februari oleh wakil pimpinan perusahaan tersebut yang menyatakan keinginan untuk mendobrak pasar telekom AS yang menguntungkan.
Buntut upaya pembelian perusahaan AS yang baru mulai yang gagal akibat kekhawatiran menyangkut hubungan Huawei dengan Beijing, Ken Hu mengatakan: "Huawei telah berusaha menunjukkan kemampuan kami dengan maksud untuk menjadi kontributor penting di pasar penting ini" -- AS.
China dan Iran belakangan menjadi mitra ekonomi dekat karena perusahaan China mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh penarikan perusahaan-perusahaan Barat yang mematuhi sanksi yang Beijing katakan akan "memperburuk" situasi disana. (K004)
Iran melakukan pengetatan terhadap warga negaranya yang dibantu dengan teknologi impor, menghadapi peningkatan sanksi Barat terkait program nuklirnya serta perlakukan terhadap rakyatnya sejak negara itu menggilas protes terkait hasil pemungutan suara 2009 yang dipertentangkan, lapor AFP.
Huawei akan "secara suka rela membatasi pengembangan bisnisnya" di Iran "dengan tidak lagi mencari pelanggan baru dan membatasi aktivitas bisnisnya dengan pelanggan yang sudah ada", kata pernyataan tersebut.
Pada November, menanggapi apa yang disebut pemberitaan bias, Huawei mengatakan bahwa "kami tidak pernah terlibat dalam dan tidak menyediakan jasa apapun terkait teknologi pemonitoran atau pemfilteran dimanapun di dunia".
Juga bulan lalu, Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap industri energi Iran dan memperingatkan perusahaan-perusahaan agar tidak melakukan transaksi dengan sektor keuangan republik tersebut, menunjuk negara itu "pencuci uang utama yang menghkwatirkan".
Penyekalaan kembali bisnis Huawei di Iran menyusul sebuah pernyataan pada Februari oleh wakil pimpinan perusahaan tersebut yang menyatakan keinginan untuk mendobrak pasar telekom AS yang menguntungkan.
Buntut upaya pembelian perusahaan AS yang baru mulai yang gagal akibat kekhawatiran menyangkut hubungan Huawei dengan Beijing, Ken Hu mengatakan: "Huawei telah berusaha menunjukkan kemampuan kami dengan maksud untuk menjadi kontributor penting di pasar penting ini" -- AS.
China dan Iran belakangan menjadi mitra ekonomi dekat karena perusahaan China mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh penarikan perusahaan-perusahaan Barat yang mematuhi sanksi yang Beijing katakan akan "memperburuk" situasi disana. (K004)
Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: