"Dari HUT Pattimura ke 205 ini, saya berharap tiga tungku satu darah yaitu keluarga besar Maluku Tengah, Maluku Utara dan Maluku Tenggara untuk bangkit bersatu membangun Papua Barat dengan berbagai potensi yang dimiliki," ujar Dominggus Mandacan.
Ia mengatakan bahwa Pattimura tua telah tiada, tetapi Pattimura muda akan tetap ada untuk bersama-sama menghadapi tantangan demi masa depan Maluku yang gemilang, dimulai dari kebersamaan keluarga besar Maluku satu darah di Manokwari, Papua Barat.
"Papua Barat adalah rumah besar bagi semua suku bangsa, oleh karena itu semua kita bertanggung jawab untuk menjaga kerukunan dan kedamaian yang sudah tercipta selama ini, pesan Dominggus Mandacan.
Selanjutnya Romer Tapilattu Ketua Panitia perayaan HUT Pattimura ke-205 tahun Kabupaten Manokwari mengatakan bahwa HUT Pattimura jatuh pada tanggal 15 Mei, namun karena bertepatan hari Minggu, sehingga perayaannya baru dilaksanakan pada Senin 16 Mei di lapangan Borasi Manokwari.
"Tidak mengurangi semangat kebersamaan kita untuk memperingati 205 tahun gelar Pattimura yang disandang pahlawan nasional asal Maluku Thomas Mattulessy, sosok pahlawan pemersatu 'Basudara Maluku," ujar Romer.
Ia mengatakan bahwa keluarga besar Maluku satu darah di Kabupaten Manokwari akan terus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sebagai kekuatan dalam mendukung pembangunan di Provinsi Papua Barat sebagai rumah bersama ini.
"Dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung, oleh karena itu kami akan terus bersama menjaga kebersamaan dengan suku asli Papua dan suku-suku Nusantara di tanah Papua Barat ini dalam satu tujuan pembangunan," ujar Romer Tapilattu.
Perayaan HUT Pattimura ke-205 di Kabupaten Manokwari mengangkat tema 'Maluku Bangkit Bersatu' diwarnai tari-tarian dan atraksi budaya Maluku, maupun tari adat Papua yang menceritakan tentang perjuangan seorang Thomas Mattulessy menentang penjajah.
Baca juga: Gubernur : Semangat Kapitan Pattimura jadi momentum membangun Maluku
Baca juga: Gubernur: Perjuangan Pattimura inspirasi generasi muda bangun Maluku