Pabrikan otomotif Tesla dan SAIC Volkswagen juga mulai melakukan kegiatan produksi mereka, termasuk ekspor hasil produksinya ke berbagai negara.
Beberapa kegiatan industri, bisnis, jasa, dan perdagangan juga dimulai lagi setelah berhenti selama lebih dari dua bulan akibat penguncian wilayah (lockdown) di Shanghai, kota setingkat provinsi berpenduduk 25 juta jiwa.
Wakil Wali Kota Shanghai Chen Tong menyebutkan jumlah toko yang beroperasi di kotanya saat ini sebanyak 10.625 unit, lebih banyak daripada jumlah selama lockdown yang hanya 1.400 unit.
Hampir 50 persen dari 9.000 perusahaan industri skala besar di kota terkaya di China itu juga telah kembali beroperasi.
Dua maskapai penerbangan yang bermarkas di Shanghai, Spring Airlines dan Juneyao Airlines mulai beroperasi pada Senin.
Untuk pertama kalinya sejak lockdown pada pertengahan Maret lalu, Juneyao kembali terbang dari Bandar Udara Internasional Pudong menuju Longyan, Provinsi Fujian.
Sampai saat ini otoritas China masih menerapkan kebijakan nol kasus COVID-19, sehingga jika ditemukan kasus positif dalam jumlah yang tidak wajar otoritas setempat segera melakukan lockdown atau kontrol wilayah secara ketat.
Kebijakan tersebut menuai kritik keras dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena berpotensi melanggar hak asasi manusia.
Lockdown secara parsial sejak 22 April lalu masih diterapkan di Beijing. Warga kota itu yang tinggal di zona berisiko sedang dan tinggi diwajibkan melakukan tes PCR setiap hari.
Baca juga: Omicron di Beijing meluas, RS darurat Shanghai ditutup
Baca juga: China perketat perbatasan, Beijing jadi prioritas