Sleman (ANTARA News) - Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan mengaku belum mendapat konfirmasi dari pemerintah terkait penanganan kelebihan volume bahan bakar minyak bersubsidi.

"Kelebihan kuota mencapai 1,4 juta kiloliter yang harus dipenuhi sampai akhir tahun ini," katanya di sela kegiatan program "Pertamina Menabung 100 Juta Pohon" di hunian sementara korban Merapi, Dusun Kuwang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis.

Menurut dia, pihaknya masih menunggu solusi penanganan dari Pemerintah Pusat dengan kelebihan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ini.

"Sejauh ini pembahasan kelebihan kuota ini dibahas di Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Sehingga kami jadi masih menunggu," ucapnya.

Ia mengatakan, Pertamina menyadari bahwa dengan kelebihan kuota ini ingin mendapatkan konfirmasi dari pemerintah.

"Meski ada kelebihan ini menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru, Pertamina akan tetap salurkan. Yang terpenting saat ini adalah kebijakan pemerintah dan masyarakat merayakan Natal dan Tahun Baru tidak terdampak. Menjelang Natal dan Tahun Baru kita akan tetap salurkan meskipun kelebihan kuota," katanya.

Kuota volume BBM subsidi dalam APBN Perubahan 2011 yang ditetapkan 40,49 juta kiloliter sudah habis. Tetapi Pertamina sendiri masih memiliki stok yang bisa disalurkan kepada masyarakat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan BBM akhir tahun.

Sebelumnya, "General Manager Fuel Retail Marketing" Region IV Pertamina Jawa Tengah dan DIY Rifky Effendi Hardijanto mengatakan, Pertamina telah membentuk satuan tugas (satgas) suplai bahan bakar akhir tahun.

"Beberapa unsur terlibat untuk pengawasan ini. Keran suplai BBM akan dikecilkan, namun diharapkan perayaan Natal dan Tahun Baru tidak berdampak. Kelebihan kuota BBM bersubsidi istilahnya kerannya dikecilkan. Tapi semoga suplai BBM aman karena sudah dibentuk satuan tugas untuk mengawasi dari unsur Pertamina Hiswana Depo maupun SPBU," katanya.

(U.V001/C004)