Mensos serukan masyarakat tingkatkan kepedulian untuk cegah depresi
15 Mei 2022 21:33 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Ahad (15/5/2022). ANTARA/HO-Kemensos.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta pemangku kepentingan di tingkat RT/RW dan desa/kelurahan untuk ikut guna mencegah depresi di kalangan warga.
Menurut Mensos Risma, slaah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.
"Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan semua pihak terkait yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan. Buat kegiatan apa saja yang positif yang bisa saling terbuka," kata Mensos dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Aha.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Mensos Risma merasa perlu menyampaikan imbauan tersebut setelah mengetahui adanya tiga warga di daerah tersebut yang merenggut nyawanya sendiri pada dua kejadian di Kabupaten Sragen.
Baca juga: Kapolres Garut: Ibu dan dua anak tewas karena diracun dan bunuh diri
Baca juga: Psikolog: Jangan hakimi orang yang lontarkan keinginan bunuh diri
Pelaku adalah Ar (40) dan SLAS (6) warga Dukuh Grasak, Desa Gondang, Kecamatan Gondang. Kejadian kedua terjadi pada S (30) warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung. S meninggalkan istrinya RH (34 tahun), seorang anak perempuan KA (6 tahun) dan anak laki-laki AR (4 tahun).
Mensos Risma menyatakan, baik Ar maupun S mungkin saja orang yang pendiam.
"Tapi lingkungan di sekitarnya yang harus peka. Harus peduli sesama. Kalau ada suasana terbuka, berkomunikasi dengan baik antar warga, ada saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga. Dengan begitu beban pikiran bisa dikurangi," kata Mensos kepada warga Desa Pengkok melalui pengeras suara.
Almarhum Ar meninggalkan istri NDL (35) yang kini bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura dan anak pertama FLAS (13) yang duduk di bangku SMP. Sementara almarhum S meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih balita.
Dalam kesempatan itu, Mensos menghubungi NDL (40) istri Ar yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura. Kepada NDL, Mensos meminta dia untuk kembali ke tanah air.
"Ibu harus kembali ke tanah air. Karena ini kejadian luar biasa dan kini anak ibu membutuhkan kehadiran dan pengasuhan dari ibu," kata Mensos Risma.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, Mensos Risma memotivasi mereka agar tabah dan tidak berhenti berikhtiar.
Kepada FLAS, Mensos memotivasi agar tetap sekolah dan membantu kebutuhannya
Sementara kepada RH, dia berpesan untuk bersabar, dan menawarinya untuk buka usaha dengan bantuan dari Kemensos.
Dalam kesempatan bertemu keluarga Ar, Mensos menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, uang duka Rp2.000.000, tabungan pendidikan Rp5.000.000, modal usaha peternakan lele Rp3.000.000 dan peralatan sekolah.
Sementara kepada keluarga almarhum S, Mensos menyerahkan uang duka Rp2.000.000 tabungan pendidikan 2 anak masing-masing Rp5.000.000, dan biaya kebutuhan 2 anak sehari-hari masing-masing Rp5.000.000. Sehingga total bantuan Rp22 juta. Bantuan disalurkan oleh Sentra Antasena Magelang.
Selain itu, kepada keluarga yang ditinggalkan Kemensos juga mengirim petugas untuk memberikan sugesti positif melalui hypnotherapy agar dia dapat menerima kepergian ayah atau suami dan terus berjuang melanjutkan hidup.*
Baca juga: Pria lompat dari lantai 7 Hotel CK Tanjungpinang diduga akibat depresi
Baca juga: Polisi selidiki penyebab bunuh diri dosen Universitas Udayana
Menurut Mensos Risma, slaah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan kebersamaan dan keterbukaan.
"Pak RT, Pak RW, Pak Lurah dan semua pihak terkait yang bersentuhan langsung dengan warga, ciptakan ruang kebersamaan. Buat kegiatan apa saja yang positif yang bisa saling terbuka," kata Mensos dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Aha.
Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Mensos Risma merasa perlu menyampaikan imbauan tersebut setelah mengetahui adanya tiga warga di daerah tersebut yang merenggut nyawanya sendiri pada dua kejadian di Kabupaten Sragen.
Baca juga: Kapolres Garut: Ibu dan dua anak tewas karena diracun dan bunuh diri
Baca juga: Psikolog: Jangan hakimi orang yang lontarkan keinginan bunuh diri
Pelaku adalah Ar (40) dan SLAS (6) warga Dukuh Grasak, Desa Gondang, Kecamatan Gondang. Kejadian kedua terjadi pada S (30) warga Desa Pengkok, Kecamatan Kedawung. S meninggalkan istrinya RH (34 tahun), seorang anak perempuan KA (6 tahun) dan anak laki-laki AR (4 tahun).
Mensos Risma menyatakan, baik Ar maupun S mungkin saja orang yang pendiam.
"Tapi lingkungan di sekitarnya yang harus peka. Harus peduli sesama. Kalau ada suasana terbuka, berkomunikasi dengan baik antar warga, ada saluran untuk menyampaikan isi hati kepada teman atau tetangga. Dengan begitu beban pikiran bisa dikurangi," kata Mensos kepada warga Desa Pengkok melalui pengeras suara.
Almarhum Ar meninggalkan istri NDL (35) yang kini bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura dan anak pertama FLAS (13) yang duduk di bangku SMP. Sementara almarhum S meninggalkan seorang istri dan dua anak yang masih balita.
Dalam kesempatan itu, Mensos menghubungi NDL (40) istri Ar yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura. Kepada NDL, Mensos meminta dia untuk kembali ke tanah air.
"Ibu harus kembali ke tanah air. Karena ini kejadian luar biasa dan kini anak ibu membutuhkan kehadiran dan pengasuhan dari ibu," kata Mensos Risma.
Kepada keluarga yang ditinggalkan, Mensos Risma memotivasi mereka agar tabah dan tidak berhenti berikhtiar.
Kepada FLAS, Mensos memotivasi agar tetap sekolah dan membantu kebutuhannya
Sementara kepada RH, dia berpesan untuk bersabar, dan menawarinya untuk buka usaha dengan bantuan dari Kemensos.
Dalam kesempatan bertemu keluarga Ar, Mensos menyerahkan bantuan berupa kebutuhan pokok, uang duka Rp2.000.000, tabungan pendidikan Rp5.000.000, modal usaha peternakan lele Rp3.000.000 dan peralatan sekolah.
Sementara kepada keluarga almarhum S, Mensos menyerahkan uang duka Rp2.000.000 tabungan pendidikan 2 anak masing-masing Rp5.000.000, dan biaya kebutuhan 2 anak sehari-hari masing-masing Rp5.000.000. Sehingga total bantuan Rp22 juta. Bantuan disalurkan oleh Sentra Antasena Magelang.
Selain itu, kepada keluarga yang ditinggalkan Kemensos juga mengirim petugas untuk memberikan sugesti positif melalui hypnotherapy agar dia dapat menerima kepergian ayah atau suami dan terus berjuang melanjutkan hidup.*
Baca juga: Pria lompat dari lantai 7 Hotel CK Tanjungpinang diduga akibat depresi
Baca juga: Polisi selidiki penyebab bunuh diri dosen Universitas Udayana
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022
Tags: