Karimun, Kepri (ANTARA News) - Enam kapal perang TNI Angkatan Laut singgah di perairan Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis untuk mengecek kesiapan armada dan logistik yang akan digunakan dalam latihan perang di Dumai, Riau, Sabtu (10/12).

Enam kapal perang lego jangkar berjejer mulai dari perairan depan Markas Komandan Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun hingga perairan depan Proyek Coastal Area atau Jalan Lingkar, masing-masing Kapal Republik Indonesia (KRI) Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877 dan KRI Silaspapare 386.

"Kami singgah di Karimun untuk memeriksa kesiapan armada, personel dan logistik yang akan disertakan dalam latihan perang di Dumai Sabtu," kata Komandan Gugus Tempur Armada Bagian Timur Laksamana Pertama Sulaeman BN kepada para wartawan di atas KRI Makassar 590 yang lego jangkar persis di perairan depan Proyek Coastal Area.

KRI Makassar 590 dikomandani Letkol Laut (P) Fadelan. Kapal ini memiliki panjang 122 meter dengan bobot sekitar 7.800 ton.

Selain mengangkut ratusan prajurit TNI-AL, KRI Makassar juga membawa 11 tank, lima amphibi dan 6 tank untuk angkutan personel.

Kapal ini juga dilengkapi sarana prasarana olahraga, seperti lapangan bulutangkis, peralatan senam dan kebugaran dan lainnya.

"Seluruh sarana prasarana kita periksa dan uji coba agar benar-benar siap digunakan dalam latihan perang itu," ucap Sulaeman.

Latihan perang di Dumai akan melibatkan prajurit TNI-AU dan TNI-AD yang dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia mengungkapkan tujuan latihan perang di Dumai adalah untuk mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.

Ditanya apakah tujuan latihan perang untuk mengoptimalkan pengamanan daerah perbatasan, dia mengatakan tujuan utama adalah mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.

"Terpenting adalah menguji kesiapan prajurit sehingga siap tempur kapan saja. Negara tetangga juga tahu bahwa kita memiliki armada dan peralatan tempur," ucapnya.

Komandan KRI Makassar 590 Letkol Laut (P) Fadelan mengatakan kapal yang dikomandaninya memiliki fungsi sebagai alat angkut atau "Landing Platform Dock".

"Kapal ini diproduksi pada 2005 oleh Daesun Shipbuildings & Engineering, Korea Selatan. Dan ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibuat oleh perusahaan tersebut," ucapnya.

KRI Makassar, jelas dia, mampu menampung sekitar 700 prajurit, 13 peralatan temput dengan dilengkapi dua landasan helikopter atau helipad.

"Karena berfungsi sebagai kapal pengangkut, KRI Makassar tidak memiliki peralatan tempur canggih selain hanya dilengkapi meriam," kata seraya mengatakan KRI Makassar memiliki kecepatan 13 knot.

Sejumlah marinir di KRI Makassar dengan senjata lengkap tampak melakukan uji coba dan pengecekan senjata serta mendalami strategi yang akan diterapkan di dumai.

Para prajurit tampak sangat terampil menggunakan peralatan tempur seperti keluar masuk tank amphibi yang di atas KRI Makassar.

(ANTARA)