Moskow (ANTARA) - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev pada Kamis (12/5) mengatakan bahwa dengan mengobarkan perang proksi dengan Rusia di Ukraina, negara-negara Barat pada akhirnya berisiko mengubah konflik yang berlangsung saat ini menjadi perang nuklir sepenuhnya.

Di akun Telegram-nya, Medvedev menulis bahwa negara-negara NATO meningkatkan risiko konflik langsung dan terbuka terhadap Rusia dengan terus menyuntikkan senjata ke Ukraina, melatih pasukan Ukraina dengan menggunakan peralatan Barat, mengirim tentara bayaran, serta melakukan latihan di dekat perbatasan Rusia.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Kamis mengatakan bahwa Ukraina mengadakan negosiasi dengan Rusia mengenai evakuasi para tentara yang terluka parah dari pabrik baja Azovstal di Mariupol.

Dirinya menekankan bahwa negosiasi yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia terkait evakuasi Azovstal sangatlah sulit.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis mengatakan bahwa Barat bertanggung jawab penuh atas krisis global saat ini, seraya menambahkan bahwa sanksi akan menimbulkan konsekuensi yang tak terhindarkan.

Putin menekankan kebijakan makroekonomi dan keputusan sistemik Rusia telah memungkinkan negara itu menghadapi tantangan eksternal dengan percaya diri dan memperkuat kedaulatan ekonomi, serta keamanan teknologi dan pangan.

Menurut perkiraan, lanjut Putin, Rusia diperkirakan akan memanen rekor 130 juta ton biji-bijian pada 2022, termasuk 87 juta ton gandum. Hal tersebut tidak hanya akan memungkinkan untuk memenuhi permintaan domestik, tetapi juga memperluas ekspor global.

Sumber: Xinhua Global Service