Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa di pasar uang antarbank Jakarta masih melemah seiring sinyal Standard & Poor`s (S&P) yang akan menurunkan peringkat 15 negara Eropa.

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS pada Selasa sore bergerak turun 50 poin ke posisi 9.085 per dolar AS, setelah pada hari sebelumnya ditutup pada posisi 9.035.

"Lembaga pemeringkat S&P yang melaporkan adanya potensi penurunan peringkat dari sebagian besar negara-negara Eropa, yang tergabung dalam zona euro yang terdiri dari 15 negara menekan mata uang di dunia terhadap dolar AS termasuk rupiah," kata analis Monex Investindo Futures Johanes Ginting.

Ia menambahkan, bahkan pihak S&P mengumumkan telah menempatkan peringkat negara Jerman dan Prancis serta sejumlah negara Eropa lainnya pada level `Credit Watch Negative`, hal ini merupakan sebuah langkah yang mengarah kepada penurunan peringkat.

Sebelumnya, dikemukakan dia, mata uang rupiah sempat menguat karena adanya optimisme dari berita positif tentang kesepakatan antara Jerman dan Perancis terkait pengetatan kebijakan fiskal.

"Namun, secara mengejutkan ancaman Standard & Poor`s kembali membuat pesimisme pelaku pasar," kata dia.

Ia mengatakan, pemimpin Eropa diharapkan dapat menemukan solusi untuk selesaikan krisis utang zona-euro pada pertemuan puncak di akhir pekan sehingga kembali mengangkat sentimen positif bagi pasar keuangan.

Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada menambahkan, investor "wait and see" terhadap beberapa kejadian penting yang akan terjadi pada pekan ini baik dari eksternal maupun internal, diantaranya kekhawatiran akan pencapaian solusi pada KTT Uni Eropa di akhir pekan ini.

"Kecemasan tidak tercapainya kata sepakat terus membayangi pasar. Padahal sentimen dari Italia yang mengajukan program penghematan fiskal lebih lanjut yang akan diajukan ke Parlemen cukup positif," kata dia.

Apresiasi Rupiah, lanjut dia, juga tertahan oleh melambatnya inflasi Indonesia pada November 2011 ke level 0,34 persen (MoM) dan 4,15 persen (YoY) yang akan membuka peluang pemangkasan kembali acuan suku bunga (BI rate) oleh BI, baik 25 bps maupun 50 bps.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada, Selasa (6/12) tercatat mata uang rupiah bergerak turun ke posisi 9.083 dibanding sebelumnya 9.065 per dolar AS.

(KR-ZMF/E008)