Indonesia-Jerman jalin kerja sama penelitian kehutanan
6 Desember 2011 00:09 WIB
Konferensi Peneliti Kehutanan Menhut Zulkifli Hasan (kiri) berjabat tangan dengan peneliti kehutanan dari Jerman pada pembukaan Intertional Conference of Indonesia Forestry Researchers (Inafor 2011) di Bogor, Jabar, Senin (5/12). Konfrensi yang dihadiri 500 peneliti kehutanan dalam dan luar negeri tersebut untuk bertukar informasi ilmiah serta mempersiapkan peneliti kehutanan Indonesia dalam forum penelitian ilmiah internasional. (FOTO ANTARA/Jafkhairi)
Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor (IPB) bersama dua universitas di Indonesia membangun kerja sama penelitian kehutanan dengan Universitas Goettingen, Jerman, kata Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto.
"Bersama Universitas Goettingen, IPB sedang mengerjakan satu proyek kerja sama penelitian baru di bawah skema CRC 990 berjudul `Fungsi ekologi dan sosial ekonomi sistem transformasi hutan hujan tropis dataran rendah (Sumatera)` di Jambi," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin (5/12).
Proyek penelitian itu telah pun mendapat persetujuan pendanaan dari Yayasan Penelitian Jerman (GRF) selama empat tahun (2012-2016), katanya di depan para peserta konferensi internasional bertajuk "Memperkuat Sains dan Teknologi Kehutanan Untuk Pembangunan Kehutanan yang Lebih Baik" itu.
"Inisiatif kerja sama riset Universitas Goettingen (Jerman) dan konsorsium Indonesia yang melibatkan IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, Palu ini merupakan kemitraan penelitian besar yang terdiri atas 25 sub-proyek," kata Herry Suhardiyanto.
Selain itu, pihaknya juga sedang menggodok kerja sama internasional untuk mengembangkan program konservasi Siberut di Pulau Siberut, Sumatera Barat.
Kerja sama ini difokuskan pada konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan lahan pertanian dan kehutanan secara berkesinambungan, katanya pada konferensi yang dihadiri kalangan peneliti dan akademisi Jerman dan Indonesia lulusan Jerman ini.
"Konferensi ini merupakan bagian dari upaya IPB memperkuat kerja sama risetnya di bidang pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati," katanya.
Konferensi ini diharapkan dapat membantu pihaknya menfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang kehutanan di antara para peneliti, dosen, ilmuwan dan praktisi serta mendukung kegiatan kerja sama riset di antara para peneliti dari beragam institusi.
"Buat IPB, sangatlah penting membangun kemitraan dengan pusat penelitian ternama seperti FORDA (Badan Pembangunan dan Penelitian Kehutanan),dan IUFRO (Uni Organisasi Penelitian Kehutanan Internasional) untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dan penelitiannya," katanya.
Ia mengatakan, pertemuan internasional di Bogor ini diharapkan membantu IPB membangun iklim kerja sama baru di antara para wakil berbagai institusi yang ikut, khususnya terkait dengan soal pengelolaan hutan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati dengan mitra Jerman.
Konferensi yang berlangsung hingga 7 Desember 2011 ini diselenggarakan IPB bersama FORDA), Kementerian Kehutanan, Forum Pengembangan dan Penelitian Kehutanan (FORDEF) dan Jaringan Kehutanan Alumni Jerman (GAForN). (A035/E008)
"Bersama Universitas Goettingen, IPB sedang mengerjakan satu proyek kerja sama penelitian baru di bawah skema CRC 990 berjudul `Fungsi ekologi dan sosial ekonomi sistem transformasi hutan hujan tropis dataran rendah (Sumatera)` di Jambi," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin (5/12).
Proyek penelitian itu telah pun mendapat persetujuan pendanaan dari Yayasan Penelitian Jerman (GRF) selama empat tahun (2012-2016), katanya di depan para peserta konferensi internasional bertajuk "Memperkuat Sains dan Teknologi Kehutanan Untuk Pembangunan Kehutanan yang Lebih Baik" itu.
"Inisiatif kerja sama riset Universitas Goettingen (Jerman) dan konsorsium Indonesia yang melibatkan IPB, Universitas Jambi dan Universitas Tadulako, Palu ini merupakan kemitraan penelitian besar yang terdiri atas 25 sub-proyek," kata Herry Suhardiyanto.
Selain itu, pihaknya juga sedang menggodok kerja sama internasional untuk mengembangkan program konservasi Siberut di Pulau Siberut, Sumatera Barat.
Kerja sama ini difokuskan pada konservasi keanekaragaman hayati dan pemanfaatan lahan pertanian dan kehutanan secara berkesinambungan, katanya pada konferensi yang dihadiri kalangan peneliti dan akademisi Jerman dan Indonesia lulusan Jerman ini.
"Konferensi ini merupakan bagian dari upaya IPB memperkuat kerja sama risetnya di bidang pengelolaan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati," katanya.
Konferensi ini diharapkan dapat membantu pihaknya menfasilitasi pertukaran pengetahuan tentang kehutanan di antara para peneliti, dosen, ilmuwan dan praktisi serta mendukung kegiatan kerja sama riset di antara para peneliti dari beragam institusi.
"Buat IPB, sangatlah penting membangun kemitraan dengan pusat penelitian ternama seperti FORDA (Badan Pembangunan dan Penelitian Kehutanan),dan IUFRO (Uni Organisasi Penelitian Kehutanan Internasional) untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan dan penelitiannya," katanya.
Ia mengatakan, pertemuan internasional di Bogor ini diharapkan membantu IPB membangun iklim kerja sama baru di antara para wakil berbagai institusi yang ikut, khususnya terkait dengan soal pengelolaan hutan berkelanjutan dan konservasi keanekaragaman hayati dengan mitra Jerman.
Konferensi yang berlangsung hingga 7 Desember 2011 ini diselenggarakan IPB bersama FORDA), Kementerian Kehutanan, Forum Pengembangan dan Penelitian Kehutanan (FORDEF) dan Jaringan Kehutanan Alumni Jerman (GAForN). (A035/E008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011
Tags: