Rubel menguat lewati 63/dolar, capai tertinggi baru 5 tahun atas euro
13 Mei 2022 16:40 WIB
Ilustrasi: Uang kertas Rubel Rusia dan Dolar AS terlihat dalam ilustrasi yang diambil, 24 Februari 2022. ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/Ilustrasi
Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia menguat melewati 63 per dolar di Moskow pada Jumat, untuk pertama kalinya sejak awal Februari 2020 dan menyentuh level tertinggi baru lima tahun terhadap euro, didukung oleh berlanjutnya pembatasan pada perdagangan mata uang.
Rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini berkat dukungan artifisial dari kontrol modal yang diberlakukan Rusia untuk melindungi sektor keuangannya pada akhir Februari setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Pada pukul 07.23 GMT, rubel stabil terhadap dolar di 63,32, sebelumnya menyentuh 62,6250, level terkuat sejak 5 Februari 2020, tetapi bank menawarkan untuk membeli rubel pada level yang jauh lebih lemah.
Analis Promsvyazbank mengatakan bahwa mereka memperkirakan rubel melonjak lebih tinggi pada awal perdagangan Jumat, tetapi kemungkinan akan kembali ke 65 terhadap dolar menjelang akhir sesi karena pelaku pasar menutup posisi menjelang akhir pekan.
Baca juga: Rubel Rusia menguat ke level awal 2020 dekat 65 terhadap dolar AS
Rubel telah kehilangan 0,8 persen diperdagangkan pada 65,80 versus euro, menjauh dari 64,9425, yang disentuhnya pada awal perdagangan. Itu yang terkuat sejak pertengahan 2017.
Rubel didorong oleh perusahaan yang berfokus pada ekspor yang harus mengubah pendapatan mata uang asing mereka, sementara permintaan valuta asing terbatas karena impor ke Rusia telah berkurang di tengah gangguan logistik dan sanksi Barat yang meluas.
Presiden Vladimir Putin pada Kamis (12/5/2022) mengutip reli rubel sebagai contoh kinerja suara Rusia di bawah sanksi Barat.
Sementara itu indeks saham Rusia jatuh. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,3 persen pada 1.136,8 poin, sebelumnya menyentuh titik terkuat sejak 22 Februari. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,4 persen pada 2.287,9 poin.
Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, pasar antisipasi kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: IHSG akhir pekan berpeluang menguat, seiring naiknya bursa saham Asia
Rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini berkat dukungan artifisial dari kontrol modal yang diberlakukan Rusia untuk melindungi sektor keuangannya pada akhir Februari setelah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.
Pada pukul 07.23 GMT, rubel stabil terhadap dolar di 63,32, sebelumnya menyentuh 62,6250, level terkuat sejak 5 Februari 2020, tetapi bank menawarkan untuk membeli rubel pada level yang jauh lebih lemah.
Analis Promsvyazbank mengatakan bahwa mereka memperkirakan rubel melonjak lebih tinggi pada awal perdagangan Jumat, tetapi kemungkinan akan kembali ke 65 terhadap dolar menjelang akhir sesi karena pelaku pasar menutup posisi menjelang akhir pekan.
Baca juga: Rubel Rusia menguat ke level awal 2020 dekat 65 terhadap dolar AS
Rubel telah kehilangan 0,8 persen diperdagangkan pada 65,80 versus euro, menjauh dari 64,9425, yang disentuhnya pada awal perdagangan. Itu yang terkuat sejak pertengahan 2017.
Rubel didorong oleh perusahaan yang berfokus pada ekspor yang harus mengubah pendapatan mata uang asing mereka, sementara permintaan valuta asing terbatas karena impor ke Rusia telah berkurang di tengah gangguan logistik dan sanksi Barat yang meluas.
Presiden Vladimir Putin pada Kamis (12/5/2022) mengutip reli rubel sebagai contoh kinerja suara Rusia di bawah sanksi Barat.
Sementara itu indeks saham Rusia jatuh. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,3 persen pada 1.136,8 poin, sebelumnya menyentuh titik terkuat sejak 22 Februari. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,4 persen pada 2.287,9 poin.
Baca juga: Rupiah akhir pekan melemah, pasar antisipasi kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: IHSG akhir pekan berpeluang menguat, seiring naiknya bursa saham Asia
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022
Tags: