G20 Indonesia
Kemenko Perekonomian gandeng fintech syariah bangun UMKM tangguh
13 Mei 2022 16:21 WIB
CEO ALAMI Group Dima Djani (tengah) menandatangani nota kesepahaman yang disaksikan oleh Asisten Deputi Bidang Keuangan Inklusi dan Keuangan Syariah Kemenko Perekonomian Erdiriyo (kiri), dalam Side Event Presidensi G20 di Bali, Jumat (13/5/2022). ANTARA/HO-ALAMI.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menggandeng perusahaan fintech peer-to-peer lending berbasis syariah terbesar di Indonesia, ALAMI, untuk membangun UMKM tangguh melalui akses pembiayaan syariah.
Kesepakatan itu ditegaskan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang disaksikan oleh Asisten Deputi Bidang Keuangan Inklusi dan Keuangan Syariah Kemenko Perekonomian Erdiriyo di Bali, Jumat.
"ALAMI akan terus memberikan layanan pembiayaan syariah yang terjangkau dan kompetitif, serta meningkatkan akses keuangan bagi UMKM khususnya dalam pemulihan pasca pandemi,” ujar CEO ALAMI Group Dima Djani dalam Side Event G20 usai penandatangan MoU yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, G20 menjadi momentum penting untuk Indonesia mendorong pemberdayaan UMKM sekaligus inklusi keuangan di Indonesia.
Pemilihan Indonesia sebagai Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi baik atas ketahanan ekonomi Indonesia dan menjadi bentuk pengakuan bagi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan perekonomian terbesar di dunia.
Maka dari itu, ia menilai perhelatan yang mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger ini menjadi momen bagi Indonesia untuk mengajak seluruh dunia bangkit dan memulihkan ekonomi setelah terpuruk akibat pandemi yang terjadi sejak dua tahun belakangan.
"Sebagai bagian dari pilar Presidensi G20 2022 yaitu mendorong produktivitas serta memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, peran financial technology (fintech) dalam mendorong pertumbuhan UMKM dinilai signifikan dan penting," tegasnya.
Demi memperluas akses pembiayaan dan layanan keuangan untuk UMKM, Dima mengungkapkan ALAMI pun menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada 2022 naik 200 persen dari tahun sebelumnya.
Kendati begitu, untuk mewujudkannya diperlukan kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait agar akses modal kerja ke UMKM bisa berjalan dengan lancar dan baik.
Hingga saat ini ALAMI telah menyalurkan pembiayaan produktif senilai lebih dari Rp2,6 triliun kepada lebih dari 10 ribu proyek UMKM di Indonesia dan diharapkan terus meningkat pada akhir tahun ini.
Penyaluran pembiayaan ALAMI juga diimbangi dengan kualitas pembiayaan yang baik, yakni dengan tingkat keberhasilan pembayaran lebih dari 90 hari (TKB90) berada di level 100 persen atau Non-Performing Financing (NPF) berada di level nol persen.
Jumlah pengguna aplikasi ALAMI hingga kini pun telah mencapai lebih dari 89 ribu tersebar di 482 kota/kabupaten yang berada di 34 provinsi.
Baca juga: Menkeu: Pemanfaatan fintech dapat tingkatkan inklusi keuangan UMKM
Baca juga: AFPI-Hipmi gelar "business matching" kenalkan solusi pendanaan UMKM
Baca juga: Sinergi di sektor pembayaran digital dorong inklusi keuangan UMKM
Kesepakatan itu ditegaskan melalui penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) yang disaksikan oleh Asisten Deputi Bidang Keuangan Inklusi dan Keuangan Syariah Kemenko Perekonomian Erdiriyo di Bali, Jumat.
"ALAMI akan terus memberikan layanan pembiayaan syariah yang terjangkau dan kompetitif, serta meningkatkan akses keuangan bagi UMKM khususnya dalam pemulihan pasca pandemi,” ujar CEO ALAMI Group Dima Djani dalam Side Event G20 usai penandatangan MoU yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, G20 menjadi momentum penting untuk Indonesia mendorong pemberdayaan UMKM sekaligus inklusi keuangan di Indonesia.
Pemilihan Indonesia sebagai Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi baik atas ketahanan ekonomi Indonesia dan menjadi bentuk pengakuan bagi Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan perekonomian terbesar di dunia.
Maka dari itu, ia menilai perhelatan yang mengangkat tema Recover Together, Recover Stronger ini menjadi momen bagi Indonesia untuk mengajak seluruh dunia bangkit dan memulihkan ekonomi setelah terpuruk akibat pandemi yang terjadi sejak dua tahun belakangan.
"Sebagai bagian dari pilar Presidensi G20 2022 yaitu mendorong produktivitas serta memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif, peran financial technology (fintech) dalam mendorong pertumbuhan UMKM dinilai signifikan dan penting," tegasnya.
Demi memperluas akses pembiayaan dan layanan keuangan untuk UMKM, Dima mengungkapkan ALAMI pun menargetkan pertumbuhan pembiayaan pada 2022 naik 200 persen dari tahun sebelumnya.
Kendati begitu, untuk mewujudkannya diperlukan kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait agar akses modal kerja ke UMKM bisa berjalan dengan lancar dan baik.
Hingga saat ini ALAMI telah menyalurkan pembiayaan produktif senilai lebih dari Rp2,6 triliun kepada lebih dari 10 ribu proyek UMKM di Indonesia dan diharapkan terus meningkat pada akhir tahun ini.
Penyaluran pembiayaan ALAMI juga diimbangi dengan kualitas pembiayaan yang baik, yakni dengan tingkat keberhasilan pembayaran lebih dari 90 hari (TKB90) berada di level 100 persen atau Non-Performing Financing (NPF) berada di level nol persen.
Jumlah pengguna aplikasi ALAMI hingga kini pun telah mencapai lebih dari 89 ribu tersebar di 482 kota/kabupaten yang berada di 34 provinsi.
Baca juga: Menkeu: Pemanfaatan fintech dapat tingkatkan inklusi keuangan UMKM
Baca juga: AFPI-Hipmi gelar "business matching" kenalkan solusi pendanaan UMKM
Baca juga: Sinergi di sektor pembayaran digital dorong inklusi keuangan UMKM
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: