Bogor (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta menantang para peneliti kehutanan Indonesia untuk menciptakan teknologi-teknologi baru dalam mengembangkan industri kehutanan dan mendorong pembangunan.
"Peneliti jangan mau kalah dari penyanyi dangdut, mereka menyanyikan lagu "buah semangka berdaun sirih". Kalau bisa peneliti juga bisa menciptakan pohon ulin berbuah nangka," kata Menteri saat memberikan kata sambutan dalam pembukan pertemuan internasional Indonesia Forestry Researchers (INAFOR) 2011, di IPB International Convention Center, Senin.
Menteri mengatakan, hutan Indonesia memiliki fungsi strategis sebagai penyanggah sistem kehidupan. Fungsi ini diwujudkan dalam bentuk kemampuannya dalam mengelola tata, air, iklim mikro, penyerap karbon dan sebagai sumber plasma nutfah sumber daya genetik keragaman hayati.
Hutan juga berfungsi sebagai penghasil devisa dari produksi kayu dan hutan juga sebagai penyangga ketahanan pangan nasional.
"Kekayaan sumber daya alam yang kita miliki harus dikelola seoptimal mungkin, dengan meningkatkan dan mendorong tumbuhnya industri pengolahan yang memberikan nilai tanpa tinggi serta mengurangi ekspor bahan mentah," kata Menteri.
"Saya menantang para pemulia hutan untuk berkarya lebih baik, menciptakan sebuah teknologi. Dimana Indonesia dapat berperan dalam pengembangan hutan sehingga Nagoya Protokol itu bisa terlaksana," katanya.
Pertemuan Internasional INAFOR dihadiri sebanyak 500 peneliti kehutanan dari Indonesia dan juga luar negeri. Acara berlangsung pada 5 sampai 7 Desember 2011.
Menristek tantang peneliti kehutanan
5 Desember 2011 12:48 WIB
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta (FOTO ANTARA/Untung Setiawan )
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011
Tags: