Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia menguat pada perdagangan Kamis, melewati batas 70 terhadap euro dan menuju 65 terhadap dolar AS karena mempertahankan dukungan artifisial dari kontrol modal.

Rubel telah menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia tahun ini dengan dukungan dari kontrol modal yang diberlakukan Rusia untuk melindungi sektor keuangan pada akhir Februari setelah Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina.

Dikutip dari Reuters, pada pukul 10.03 GMT, rubel naik lebih dari dua persen menjadi 65,58 terhadap dolar AS setelah sempat menyentuh 65,0625, level yang terakhir terlihat pada akhir Februari 2020.

Terhadap euro, rubel menguat lebih dari tiga persen menjadi 68,28, setelah sebelumnya mencapai 67,85, level terkuat sejak Januari 2020.

Rubel bisa menguat menjadi 65 terhadap dolar AS pada siang hari, kata Promsvyazbank dalam sebuah catatan.

Rubel didorong oleh perusahaan yang berfokus pada ekspor yang harus mengubah pendapatan mata uang asing mereka, sementara permintaan valuta asing terbatas karena impor ke Rusia telah berkurang di tengah gangguan logistik dan sanksi Barat yang meluas.

Dalam jangka panjang, rubel mungkin melihat beberapa tekanan penurunan meningkat dari kenaikan impor setelah Rusia mengizinkan apa yang disebut impor paralel barang, kata para analis.

Pekan lalu, Moskow menerbitkan daftar barang dari pembuat mobil asing, perusahaan teknologi dan merek konsumen yang telah dimasukkan pemerintah dalam skema "impor paralel" yang bertujuan melindungi konsumen dari isolasi bisnis oleh Barat.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,7 persen menjadi 1.132,6 poin. MOEX indeks saham Rusia berbasis rubel turun 1,4 persen menjadi 2.354,8 poin.

Saham produsen minyak terbesar kedua Rusia Lukoil turun 1,8 persen pada hari setelah perusahaan mengatakan akan membeli bisnis ritel dan pelumas Shell Rusia.

Baca juga: Rubel menguat terhadap euro ditopang kontrol modal, permintaan lemah
Baca juga: Rubel Rusia capai tertinggi sejak Maret 2020, pasar pantau sanksi baru
Baca juga: Menteri EU gelar pembicaraan darurat soal pemutusan gas Rusia