Jakarta (ANTARA) - Sejumlah pendidik memberikan apresiasi terhadap kebijakan Merdeka Belajar yang diusung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), karena memudahkan mereka dalam menjalankan kegiatan belajar-mengajar.

“Begitu mengikuti Merdeka Belajar, ternyata begitu mudah dan memberikan gambaran bagaimana diri kita yang sebenarnya. Keberhasilan ini yang menyemangati saya, sehingga menyelesaikan modul dan melakukan aksi nyata dalam pembelajaran,” ujar seorang guru SMAN 6 Bone, Sulawesi Selatan Alihidayat SPd, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan melalui kebijakan yang terinspirasi dari pemikiran Ki Hajar Dewantara itu, guru-guru memiliki kebebasan kepada peserta didik untuk memilih pelajaran serta metode pembelajarannya.

Baca juga: Kemendikbudristek bawa Merdeka Belajar pada pertemuan G20

Kebijakan tersebut memberikan kebebasan kepada dirinya untuk melakukan belajar-mengajar sesuai dengan minatnya.

Berkat keberhasilan tersebut, kini Alihidayat konsisten menerapkan metode pembelajaran yang berdasarkan sesuai dengan minat peserta didik. Mulai dari memberikan kebebasan untuk memilih topik, metode, dan alat pembelajaran yang sesuai keinginan siswa.

“Saya sudah coba mempraktikkan untuk membebaskan siswa memilih topik pelajaran yang ingin dipelajari, ternyata hasilnya luar biasa,” terang dia.

Alihidayat juga mendorong adanya kolaborasi antara guru dan murid dalam pemanfaatan teknologi. Sebagai contoh, dia mengajak para peserta untuk membuat presentasi melalui platform.

“Saya juga mengajak guru-guru membuat presentasi yang menarik untuk metode pembelajaran,” imbuh dia.

Guru SMPN 3 Huristak Satu Atap, Sumatera Utara Manja Mulyani Siregar mengatakan kebijakan Merdeka Belajar mendorong dirinya untuk menerapkan suasana belajar yang kondusif agar peserta didik lebih fokus mengikuti pembelajaran.

“Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman ternyata sangat berdampak terhadap motivasi murid dalam belajar. Murid-murid bersemangat setiap akan mulai pembelajaran, hal ini sangat positif apabila terus dijalankan,” kata Manja Mulyani.

Baca juga: Kurikulum Merdeka berikan kesempatan siswa belajar berkolaborasi

Baca juga: Presiden ingatkan pendidikan tak boleh terabaikan dalam situasi apapun


Tak hanya itu, Manja Mulyani juga ingin memaksimalkan penggunaan teknologi dalam proses belajar-mengajar. “Meski sekolah masih di pelosok, saya ingin para siswa maju, sehingga memajukan pembelajaran dengan teknologi. Salah satu contohnya, aplikasi untuk membuat kuis,” kata dia.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril menjelaskan Merdeka Belajar merupakan filosofi yang berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional. Merdeka Belajar fokus pada asas kemerdekaan dalam menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan, dan karakteristik dari peserta didik.

“Ki Hajar Dewantara melarang adanya paksaan kepada anak didik karena akan mematikan jiwa merdeka serta kreativitas mereka. Merdeka Belajar memberikan kebebasan bagi guru dan siswa untuk menerapkan sistem pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga nantinya turut meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional,” kata Iwan.