KAI: LRT Jabodebek tumbuhkan peluang usaha bagi UMKM
12 Mei 2022 17:40 WIB
Sejumlah pekerja menyelesaikan proyek infrastruktur Depo LRT Jabodebek di Jatimulya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/hp.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan keberadaan moda transportasi LRT Jabodebek akan menumbuhkan peluang usaha bagi UMKM.
"Harapannya ini bisa menumbuhkan peluang usaha khususnya UMKM yang menimbulkan multiplier effect, dan ini sudah terbukti di lintas-lintas jalur kereta baru yang kita tumbuhkan ini akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi," katanya dalam seminar daring di Jakarta, Kamis.
Didiek juga menambahkan bahwa manfaat lainnya dari LRT Jabodebek ini adalah memunculkan potensi pertumbuhan ekonomi baru di sekitar stasiun.
"Manfaat proyek LRT ini kalau kita melihat bagi masyarakat tersedianya alternatif moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern," katanya.
Selain itu, LRT Jabodebek juga mendorong tersedianya lapangan pekerjaan baik pada saat pembangunan proyek maupun pengoperasian.
Kemudian, memperbaiki kinerja sistem jaringan transportasi, mengurangi kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan.
Manfaat lain adalah menambah citra positif Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengoperasikan LRT berbasis teknologi grade of automation (GOA) level 3, mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta menimbulkan potensi penerimaan negara baik langsung maupun tidak langsung.
Sebelumnya, PT Adhi Karya memperoleh pendanaan melalui kredit sindikasi perbankan senilai Rp2,39 triliun untuk pembangunan LRT Jabodebek, dengan pembiayaan yang terserap mencapai Rp950 miliar.
Sindikasi perbankan tersebut berasal dari Bank Mandiri dengan persentase pendanaan 32,26 persen, BNI 32,26 persen, Bank Pembangunan Daerah Papua 20,87 persen, dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara 14,61 persen.
Adapun total keseluruhan pembiayaan untuk membangun seluruh fasilitas LRT Jabodebek nantinya sebesar Rp4,2 triliun dengan tambahan pendanaan lain, yakni melalui penyertaan modal negara (PNM) senilai Rp1,3 triliun.
Saat ini, pembangunan fasilitas Depo LRT telah mencapai progres fisik sebesar 72,5 persen dengan manuver track dan transfer track yang telah selesai dikerjakan. Serta, gedung pengendali utama sudah diserahkan kepada KAI untuk proses persiapan operasi.
Baca juga: KAI: Operasional komersial LRT Jabodebek akan dimulai Desember 2022
Baca juga: KAI ungkap strategi jamin keamanan LRT Jabodebek sebelum diluncurkan
Baca juga: Menko Luhut: LRT Jabodebek diluncurkan bareng HUT RI 17 Agustus 2022
"Harapannya ini bisa menumbuhkan peluang usaha khususnya UMKM yang menimbulkan multiplier effect, dan ini sudah terbukti di lintas-lintas jalur kereta baru yang kita tumbuhkan ini akan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi," katanya dalam seminar daring di Jakarta, Kamis.
Didiek juga menambahkan bahwa manfaat lainnya dari LRT Jabodebek ini adalah memunculkan potensi pertumbuhan ekonomi baru di sekitar stasiun.
"Manfaat proyek LRT ini kalau kita melihat bagi masyarakat tersedianya alternatif moda transportasi massal yang lebih efisien dan modern," katanya.
Selain itu, LRT Jabodebek juga mendorong tersedianya lapangan pekerjaan baik pada saat pembangunan proyek maupun pengoperasian.
Kemudian, memperbaiki kinerja sistem jaringan transportasi, mengurangi kemacetan, emisi, penggunaan BBM dan penghematan waktu perjalanan.
Manfaat lain adalah menambah citra positif Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang mengoperasikan LRT berbasis teknologi grade of automation (GOA) level 3, mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar DKI Jakarta dan Jawa Barat, serta menimbulkan potensi penerimaan negara baik langsung maupun tidak langsung.
Sebelumnya, PT Adhi Karya memperoleh pendanaan melalui kredit sindikasi perbankan senilai Rp2,39 triliun untuk pembangunan LRT Jabodebek, dengan pembiayaan yang terserap mencapai Rp950 miliar.
Sindikasi perbankan tersebut berasal dari Bank Mandiri dengan persentase pendanaan 32,26 persen, BNI 32,26 persen, Bank Pembangunan Daerah Papua 20,87 persen, dan Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara 14,61 persen.
Adapun total keseluruhan pembiayaan untuk membangun seluruh fasilitas LRT Jabodebek nantinya sebesar Rp4,2 triliun dengan tambahan pendanaan lain, yakni melalui penyertaan modal negara (PNM) senilai Rp1,3 triliun.
Saat ini, pembangunan fasilitas Depo LRT telah mencapai progres fisik sebesar 72,5 persen dengan manuver track dan transfer track yang telah selesai dikerjakan. Serta, gedung pengendali utama sudah diserahkan kepada KAI untuk proses persiapan operasi.
Baca juga: KAI: Operasional komersial LRT Jabodebek akan dimulai Desember 2022
Baca juga: KAI ungkap strategi jamin keamanan LRT Jabodebek sebelum diluncurkan
Baca juga: Menko Luhut: LRT Jabodebek diluncurkan bareng HUT RI 17 Agustus 2022
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: