"Masih banyak kalangan umat beragama yang memandang hubungan antaragama sebagai kompetisi politik sehingga agama diperalat sebagai senjata politik untuk memperebutkan kekuasaan," kata sosok yang akrab disapa Gus Yahya itu dalam keterangannya diterima di Jakarta Kamis.
Menurut dia, pola pikir tersebut harus diubah karena akan merusak harmoni sosial di antara kelompok agama yang berbeda-beda dan memustahilkan kelompok-kelompok yang berbeda itu hidup berdampingan secara damai.
Hal itu dikatakan Gus Yahya ketika diundang sebagai pembicara utama dalam Forum on Common Values Among Religious Followers (Forum Nilai-Nilai Bersama Umat Beragama) yang diprakarsa Rabithah ‘Alam Islami (Liga Dunia Islam).
Forum itu dihadiri tidak kurang dari 150 orang pemimpin berbagai agama dari seluruh dunia. Selain Ketum PBNU, hadir pula dari Indonesia Hidayat Nur Wahid.
"Bagi saya, ini adalah harapan pribadi yang secara kebetulan dipenuhi oleh Yang Mulia Syaikh Al Issa," kata Ketum PBNU dalam pidatonya sebagai ungkapan terima kasih kepada Sekjen Rabithah ‘Alam Islami Muhammad bin Abdul Karim Al Issa.
Pada tahun lalu, Gus Yahya berpidato dalam International Religious Freedom Summit di Washington, D.C., membicarakan pentingnya mengidentifikasi nilai-nilai yang sudah dipegang bersama sebagai landasan dialog dan kerja sama antaragama.
"Hari ini berkumpul untuk keperluan itu," kata Gus Yahya.
Dalam pidato pembukaannya, Sekjen Rabithah ‘Alam Islami Muhammad bin Abdul Karim Al Issa menjelaskan bahwa tujuan forum itu adalah untuk membangun bersama visi berkeadaban.
Hal itu untuk mengonsolidasikan nilai-nilai moderasi dalam masyarakat, menangkal ancaman pemikiran ekstrem antarkelompok, dan mengubah konflik yang tercipta di antara agama-agama dan lingkungan-lingkungan budaya yang berbeda, menjadi kesepahaman, kerja sama, dan solidaritas.
Seusai acara, Sekjen Rabithah ‘Alam Islami mengundang Ketua Umum PBNU untuk melakukan pertemuan pribadi. Dalam kunjungan ke Riyadh kali ini, Ketua Umum PBNU didampingi oleh Habib Muhammad Hilal Al Aidid, Wakil Ketua Umum PBNU, dan Habib Ali Hasan Bahar, Ketua Lazisnu.
Baca juga: PBNU: Jangan larut dalam opini menyudutkan Bendahara Umum PBNU
Baca juga: Ketua DPR berharap Fatayat NU berjuang pada pemberdayaan perempuan
Baca juga: PBNU: Jangan larut dalam opini menyudutkan Bendahara Umum PBNU
Baca juga: Ketua DPR berharap Fatayat NU berjuang pada pemberdayaan perempuan