Pejabat BOJ abaikan perubahan kebijakan untuk melawan pelemahan yen
12 Mei 2022 08:32 WIB
Foto Dokumen: Seorang pengusaha berjalan di dekat kantor pusat Bank of Japan (BOJ) di Tokyo, Jepang, 15 Februari 2016. ANTARA/REUTERS/Thomas Peter
Tokyo (ANTARA) - Pembuat kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) mengatakan tidak pantas mengubah kebijakan moneter untuk tujuan mengendalikan nilai tukar, ringkasan pendapat pada pertemuan April menunjukkan, mengesampingkan gagasan untuk melawan penurunan tajam yen dengan kenaikan suku bunga.
Penurunan yen ke posisi terendah 20 tahun terhadap dolar AS telah mendorong naiknya biaya impor bahan mentah, menarik perhatian di antara pembuat kebijakan tentang potensi pukulan terhadap pemulihan ekonomi Jepang yang rapuh.
Beberapa pelaku pasar percaya BOJ dapat mengubah kebijakan ultra-longgarnya untuk memperlambat penurunan yen, yang didorong oleh meningkatnya perbedaan suku bunga karena Federal Reserve AS memulai kenaikan suku bunga yang agresif.
"Di antara faktor-faktor di balik pelemahan yen adalah kesenjangan yang melebar dalam kondisi ekonomi antara Jepang dan negara-negara Barat. Tidak tepat mengubah kebijakan moneter untuk tujuan mengendalikan nilai tukar," salah satu dari sembilan anggota dewan BOJ seperti dikutip dalam ringkasan yang dirilis pada Kamis.
"Dalam mengarahkan kebijakan moneter, BOJ harus melihat dampak fluktuasi harga-harga komoditas dan nilai tukar terhadap ekonomi dan harga-harga, daripada pergerakan harga itu sendiri," pendapat lain menunjukkan.
Beberapa anggota dewan menekankan perlunya untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran BOJ dengan pandangan bahwa setiap kenaikan inflasi kemungkinan akan bersifat sementara dan sebagian besar didorong oleh kenaikan biaya bahan baku, ringkasan tersebut menunjukkan.
"BOJ harus memperhatikan kebutuhan untuk membuat kebijakan moneter ultra-longgar berkelanjutan jika inflasi tetap di bawah target 2,0 persen untuk jangka waktu yang lama," kata salah satu anggota.
Pada pertemuan 27-28 April, BOJ memperkuat komitmennya untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari guna mempertahankan target imbal hasil, memicu aksi jual baru dalam yen.
Baca juga: Penasihat PM Jepang: BOJ harus bertindak sejalan bank sentral global
Baca juga: Mantan pejabat BoE: Suku bunga Inggris bisa capai 4 persen atau lebih
Baca juga: Bank Sentral Eropa perkuat ekspektasi kenaikan suku bunga pada Juli
Baca juga: Jinakkan inflasi yang memanas, Fed AS naikkan suku bunga setengah poin
Penurunan yen ke posisi terendah 20 tahun terhadap dolar AS telah mendorong naiknya biaya impor bahan mentah, menarik perhatian di antara pembuat kebijakan tentang potensi pukulan terhadap pemulihan ekonomi Jepang yang rapuh.
Beberapa pelaku pasar percaya BOJ dapat mengubah kebijakan ultra-longgarnya untuk memperlambat penurunan yen, yang didorong oleh meningkatnya perbedaan suku bunga karena Federal Reserve AS memulai kenaikan suku bunga yang agresif.
"Di antara faktor-faktor di balik pelemahan yen adalah kesenjangan yang melebar dalam kondisi ekonomi antara Jepang dan negara-negara Barat. Tidak tepat mengubah kebijakan moneter untuk tujuan mengendalikan nilai tukar," salah satu dari sembilan anggota dewan BOJ seperti dikutip dalam ringkasan yang dirilis pada Kamis.
"Dalam mengarahkan kebijakan moneter, BOJ harus melihat dampak fluktuasi harga-harga komoditas dan nilai tukar terhadap ekonomi dan harga-harga, daripada pergerakan harga itu sendiri," pendapat lain menunjukkan.
Beberapa anggota dewan menekankan perlunya untuk mempertahankan program stimulus besar-besaran BOJ dengan pandangan bahwa setiap kenaikan inflasi kemungkinan akan bersifat sementara dan sebagian besar didorong oleh kenaikan biaya bahan baku, ringkasan tersebut menunjukkan.
"BOJ harus memperhatikan kebutuhan untuk membuat kebijakan moneter ultra-longgar berkelanjutan jika inflasi tetap di bawah target 2,0 persen untuk jangka waktu yang lama," kata salah satu anggota.
Pada pertemuan 27-28 April, BOJ memperkuat komitmennya untuk mempertahankan suku bunga sangat rendah dengan berjanji untuk membeli obligasi dalam jumlah tak terbatas setiap hari guna mempertahankan target imbal hasil, memicu aksi jual baru dalam yen.
Baca juga: Penasihat PM Jepang: BOJ harus bertindak sejalan bank sentral global
Baca juga: Mantan pejabat BoE: Suku bunga Inggris bisa capai 4 persen atau lebih
Baca juga: Bank Sentral Eropa perkuat ekspektasi kenaikan suku bunga pada Juli
Baca juga: Jinakkan inflasi yang memanas, Fed AS naikkan suku bunga setengah poin
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: