Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji proses pembelajaran secara daring guna mengantisipasi penyebaran penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.

"Ini masih kami pelajari apakah akan kembali daring, kami akan lihat," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Jakarta, Rabu.

Baca juga: 21 kasus dugaan hepatitis akut di Jakarta

Pemprov DKI, lanjut dia, juga masih menunggu kebijakan pemerintah pusat soal kelangsungan proses pembelajaran sekolah di tengah kasus penyakit hepatitis akut.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), lanjut dia, sudah menetapkan kasus hepatitis akut itu menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) karena ditemukan di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Di DKI Jakarta terdapat lebih dari 10.429 sekolah atau satuan pendidikan di Jakarta yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Adapun proses belajar dan mengajar satuan pendidikan di Jakarta akan dimulai pada Kamis (12/5) setelah libur Lebaran 1443 Hijriah.

Di sisi lain, Riza menyebutkan ada 21 kasus dugaan hepatitis akut yang ditemukan di Ibu Kota dengan korban meninggal tiga orang anak-anak.

Baca juga: DPRD DKI segera panggil Dinkes soal kasus hepatitis akut

"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun demikian ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi," ucap Riza Patria.

Meski tidak memberikan detail sebaran 21 kasus hepatitis, namun Riza menjelaskan penyakit itu tidak hanya menyerang anak-anak namun juga dewasa.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk menerapkan gaya hidup bersih dan sehat untuk mencegah terjangkit penyakit hepatitis akut.

"Tetap laksanakan protokol kesehatan sekalipun pandemi sudah menurun gejalanya sudah berkurang, tetap laksanakan prokes. Kedua, kami minta khususnya anak-anak yang mudah terjangkit untuk ditunda dulu bermain di tempat umum," ucapnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan jumlah pasien yang meninggal diduga akibat hepatitis akut dilaporkan bertambah dari tiga orang menjadi lima orang.

Nadia mengatakan lima pasien meninggal dunia ini dilaporkan di DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sumatera Barat.

Baca juga: Ahli: Kasus hepatitis misterius di Jakarta perlu bukti laboratorium