Jakarta (ANTARA News) - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga BI (BI Rate) yang saat ini berada pada level 6,0 persen.

"BI rate masih akan tetap gak ada penurunan lagi, saya rasa akan ada perubahan paling cepat pada Maret tahun depan, jadi akan dipertahankan pada level 6 persen kemungkinan sampai nanti Maret 2012," kata Erani ketika ditemui di Jakarta, Kamis malam.

Menurutnya, penurunan BI Rate yang diperkirakan terjadi pada Maret 2012 antara lain dikarenakan inflasi yang semakin rendah bakal terjadi.

"Tapi, bisa jadi kemungkinan diturunkannya BI Rate juga tergantung situasi tahun depan," tegasnya.

Ia berharap, jika ada penurunan BI Rate, secepat mungkin penurunan BI Rate itu harus bisa ditransmisikan dalam bentuk penurunan suku bunga pinjaman.

Kalau bisa ditransmisikan seperti itu, lanjutnya, penguatan ekonomi domestik tentunya bisa terwujud, dan tentunya juga akan mendorong pertumbuhan investasi. Karena yang terjadi selama ini turunnya BI Rate belum berpengaruh pada penurunan tingkat suku bunga dasar kredit (SDBK) perbankan.

"Jadi kalau BI Rate turun, pastikan suku bunga perbankan juga turun, maka investasi akan jalan, akan ada insentif buat investor sehingga investasi meningkat," ujarnya.

Sebelumnya, pada November 2011, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk menurunkan kembali BI Rate sebesar 50 bps menjadi 6,0 persen.

Penurunan BI Rate tersebut sejalan dengan tekanan inflasi ke depan yang semakin rendah sekaligus sebagai langkah perbaikan terhadap struktur suku bunga (term structure) jangka pendek, menengah dan panjang.

Penurunan tersebut juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak memburuknya prospek ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia, khususnya terhadap neraca pembayaran RI. (ANT)