Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerangkan bahwa penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak yang teridentifikasi memiliki tingkat penyebaran yang cepat namun dengan tingkat kematian rendah.

“Hari ini kami harus berhadapan dengan PMK, tetapi mudah - mudahan PMK ini adalah PMK yang levelnya ringan, yang mutasi atau tingkat penyebarannya tidak terlalu tinggi dan tingkat kematiannya pada hewan rendah," kata Syahrul dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, dan babi.

Baca juga: Badan Karantina perkuat pengawasan hewan cegah penyakit mulut-kuku

Saat berkunjung ke Kabupaten Gresik, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo berharap PMK yang mewabah ini berada pada level yang ringan dengan tingkat risiko rendah sehingga jenis PMK ini dapat ditangani secara cepat.

Meski penyakit ini terkonfirmasi dapat menyebar cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, namun PMK dipastikan tidak berisiko terhadap kesehatan manusia. Selain diperkuat oleh pernyataan Menteri Kesehatan beberapa waktu lalu, Mentan SYL juga kembali menegaskan bahwa kasus PMK ini tidak berbahaya bagi manusia.

"Yang perlu kita pahami penyakit PMK ini memang berbahaya bagi hewan, tetapi tidak menular atau tidak berisiko pada kesehatan manusia, untuk itu kami akan lakukan berbagai upaya untuk mengatasi PMK ini," ungkap Mentan SYL.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Nasrullah mengatakan hasil laboratorium menunjukkan beberapa ternak yang terkonfirmasi positif PMK memiliki tingkat kematian yang rendah.

"Alhamdulillah sampai hari ini kematian sangat rendah hanya 1,1 persen dari jumlah ternak yang terinfeksi virus PMK ini," kata Nasrullah.

Baca juga: Sebanyak 1.881 ekor sapi di Aceh Tamiang terjangkit PMK

Dia menambahkan berbagai langkah penanggulangan PMK yang dilakukan pemerintah telah memberi hasil positif di lapangan, bahkan tingkat kesembuhan hewan ternak yang terinfeksi menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan

“Hasil lapangan hari ini kami melihat ada kemajuan yang berarti, dengan pemberian obat sejak kasus pertama di 28 April hingga hari ini sudah banyak hewan ternak yang menuju ke sehat. Ini belum menggunakan vaksin, baru obat-obat yang kami berikan sesuai rekomendasi kesehatan hewan, dan kami melihat sendiri di satu kandang di sini sudah ada beberapa hewan yang sudah mulai makan, berdiri dan menuju ke sehat," katanya.

Melalui pendataan dan pemantauan di lapangan, Nasrullah menyebut bahwa jumlah hewan ternak yang terkonfirmasi sakit PMK sebanyak 200 ekor, mati 4 ekor, dan sembuh 12 ekor. Meski perlu diperkuat dengan hasil laboratorium lanjutan, dia menyebut angka ini menunjukkan tingkat keganasan virus PMK berada pada level yang rendah.

“Jadi ini bisa menjadi harapan kita mudah mudahan hari ini kami mendapatkan serotype dari virus PMK ini. Mudah-mudahan bukan tipe yang ganas, tapi dengan gejala klinis dan lapangan hari ini kita melihat bahwa PMK ini bisa sembuh dan ini terbukti di lapangan," katanya.

Terkait pengaturan serta pengawasan lalu lintas hewan ternak dan penetapan gugus tugas penanganan PMK secara nasional, Nasrullah menyebut bahwa Kementan telah menetapkan sejumlah kebijakan melalui surat penetapan maupun surat edaran Menteri Pertanian.

Pengawasan dan pengaturan lalu lintas hewan ternak juga dilakukan di masing masing daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten. Ia berharap upaya yang dilakukan ini dapat mencegah kepanikan masyarakat serta memperkecil kesempatan bagi pihak yang ingin berspekulasi.

“Untuk pemotongan tetap dilakukan di pemotongan hewan dan dilakukan secara ketat, sudah ada surat edaran Menteri Pertanian terkait penanganan pemotongan hewan yang berada di rumah potong hewan," ucap Nasrullah.