Gresik, Jatim (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Gresik Eko Anindito Putro meminta peternak di wilayah setempat untuk sementara tidak mendatangkan hewan baru dari luar kota untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Kami telah mengeluarkan surat edaran yang meminta agar para peternak tidak mendatangkan hewan baru, sebab penularannya cukup cepat. Virus PMK bisa bertahan hingga 40 hari di dalam diri hewan dengan masa inkubasi tiga sampai empat minggu. Saat ini kami terus melakukan penelusuran sejauh mana penyebarannya," kata dia di Gresik, Jawa Timur, Selasa.

Ia mengatakan kali pertama mendapatkan laporan adanya kasus PMK yakni berasal dari Desa Sooko, Kecamatan Wringinanom di mana ada puluhan hewan ternak terserang PMK.

Baca juga: Pemerintah sudah bisa kendalikan penyebaran PMK

Ia menyebut ciri-ciri hewan yang terserang PMK yakni mulut sariawan, keluar busa, hidungnya keluar cairan, demam, nafas tersengal, hingga ada luka di kaki.

"PMK ini cukup ganas. Sebab penyakit ini membuat hewan kehilangan berat badan, cacat, hingga mati," katanya.

Hingga saat ini, Dispertan Gresik mencatat ada tujuh kecamatan yang ternaknya terserang PMK, yakni Wringinanom, Driyorejo, Kedamean, Menganti, Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme.

Saat ini Dispertan Gresik memiliki keterbatasan dokter hewan dan telah meminta bantuan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI).

"Untuk sementara ini penanganan yang dilakukan yakni membatasi akses keluar masuk hingga pemberian obat-obatan. Untuk vaksin masih menunggu rekomendasi kementerian itu," katanya.

Baca juga: Khofifah imbau peternak mengarantina hewan untuk proteksi penularan
Baca juga: 15 ekor sapi di Boyolali positif terjangkit penyakit kuku dan mulut
Baca juga: Pemkab Lumajang screening sapi di perbatasan cegah wabah PMK