15 ekor sapi di Boyolali positif terjangkit penyakit kuku dan mulut
10 Mei 2022 16:38 WIB
Petugas Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali saat mengecek perkembangan kesehatan 15 ekor ternak sapi yang terjangkit PMK di Desa Singsari Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali, Jateng, Selasa (10/5/2022). FOTO ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali, Jateng (ANTARA) - Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah menyebutkan sebanyak 15 ekor hewan sapi milik seorang peternak di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, dinyatakan positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Ada 15 ekor sapi yang sudah terkonfirmasi laboratorium. Dari 15 ekor itu, diambil sampel 10 ekor tes laboratorium dan hasilnya positif, " kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakkan Kabupaten Boyolali drh Aviany Rifdania, saat penanganan pengobatan ternak terjangkiti PMK di Desa Singosari Boyolali, Selasa.
Menurut dia otomatis lima dari 15 ekor yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK in, sangat cepat, yakni antara 90 hingga 100 persen. Karena, dari 15 ekor sapi yang terjangkit PMK gejalanya sama.
Dengan ditemukan 15 ekor sapi yang dinyatakan positif PMK di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali itu, pihaknya melakukan tiga hal yakni pertama pengobatan kepada sapi yang terjangkiti. Jika virus itu, sebenarnya tidak ada obatnya tetapi pihaknya menggunakan obat-obatan sportif atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan sapi.
"Kami memberikan vitamin A,D,E ikut-ikutan seperti penangan kasus COVID-19, karena suhunya tinggi hewan diberikan obat penurun panas hewan ternak dan diberikan antibiotik untuk infeksi sekunder," katanya.
Pihak kedua melakukan isolasi terhadap hewan sapi yang terjangkiti jangan sampai dibawa keluar atau dijual dan sebagainya atau ada sapi masuk di kandang ini, tidak boleh. Jadi untuk sementara diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya.
Ketiga biosecurity antara lain pembersihan kotoran hewan ternak disemprot dengan disinfektan dan membatasi lalu lintas ternak.
"PMK pada ternak sapi menyebabkan hewan menjadi kurus karena tidak mau makan otomatis yang sapi perah produksi susu menjadi turun," kata Aviany Rifdania .
Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati menjelaskan PMK yang menyerang ternak sapi sebenarnya mendengar sudah mewabah di sejumlah kabupaten di Jawa Timur sebelum Lebaran. Pihaknya sudah melakukan komunikasi melakukan pengamanan di wilayah Boyolali.
Namun, salah satu peternak di Desa Singosari Mojosongo telah melaporkan ke Puskeswan Mojosongo, pada Sabtu ( 7/5), adanya dua ekor sapi terkonfirmasi kasus PMK. Dari semula yang dilaporkan ada dua ekor sapi, setelah dicek di kandang, menunjukkan sebanyak 15 ekor hewan ternak sapi pembelian dari Pracimantoro, Wonogiri yang ada semua menunjukkan gejala klinis terkena PMK.
Pihaknya kemudian melakukan pengambilan sampel dan sekaligus pengobatan terhadap seluruh ternak sapi. Dari pengujian sampel di laboratorium, hasilnya keluar, pada Senin ( 9/5), semua dari 15 ekor sapi positif mengidap PMK.
Disnakkan Boyolali langsung melakukan sosialisasi kepada seluruh kepala desa dan peternak, untuk menutup seluruh pasar hewan, sebagai antisipasi agar tidak memunculkan wabah yang lebih besar.
Hampir semua warga di desa di wilayah Boyolali memiliki hewan ternak sapi. Jadi harus gerak cepat. Lebih dari itu, seluruh peternak diminta tidak melakukan pembelian, dan apalagi adanya dengan harga yang murah, demikian Lucia Dyah Suciati .
Baca juga: 124 ekor sapi di empat kecamatan Lumajang terjangkit PMK
Baca juga: Kementan siapkan strategi pemberantasan penyakit mulut-kuku ternak
Baca juga: Ratusan ternak sapi di Gresik terserang PMK butuh status KLB
Baca juga: Menkes: Penyakit mulut dan kuku sangat jarang menular ke manusia
"Ada 15 ekor sapi yang sudah terkonfirmasi laboratorium. Dari 15 ekor itu, diambil sampel 10 ekor tes laboratorium dan hasilnya positif, " kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Disnakkan Kabupaten Boyolali drh Aviany Rifdania, saat penanganan pengobatan ternak terjangkiti PMK di Desa Singosari Boyolali, Selasa.
Menurut dia otomatis lima dari 15 ekor yang masih satu kandang tersebut tertular karena tingkat penularan PMK in, sangat cepat, yakni antara 90 hingga 100 persen. Karena, dari 15 ekor sapi yang terjangkit PMK gejalanya sama.
Dengan ditemukan 15 ekor sapi yang dinyatakan positif PMK di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali itu, pihaknya melakukan tiga hal yakni pertama pengobatan kepada sapi yang terjangkiti. Jika virus itu, sebenarnya tidak ada obatnya tetapi pihaknya menggunakan obat-obatan sportif atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh hewan sapi.
"Kami memberikan vitamin A,D,E ikut-ikutan seperti penangan kasus COVID-19, karena suhunya tinggi hewan diberikan obat penurun panas hewan ternak dan diberikan antibiotik untuk infeksi sekunder," katanya.
Pihak kedua melakukan isolasi terhadap hewan sapi yang terjangkiti jangan sampai dibawa keluar atau dijual dan sebagainya atau ada sapi masuk di kandang ini, tidak boleh. Jadi untuk sementara diisolasi agar tidak menular ke ternak lainnya.
Ketiga biosecurity antara lain pembersihan kotoran hewan ternak disemprot dengan disinfektan dan membatasi lalu lintas ternak.
"PMK pada ternak sapi menyebabkan hewan menjadi kurus karena tidak mau makan otomatis yang sapi perah produksi susu menjadi turun," kata Aviany Rifdania .
Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati menjelaskan PMK yang menyerang ternak sapi sebenarnya mendengar sudah mewabah di sejumlah kabupaten di Jawa Timur sebelum Lebaran. Pihaknya sudah melakukan komunikasi melakukan pengamanan di wilayah Boyolali.
Namun, salah satu peternak di Desa Singosari Mojosongo telah melaporkan ke Puskeswan Mojosongo, pada Sabtu ( 7/5), adanya dua ekor sapi terkonfirmasi kasus PMK. Dari semula yang dilaporkan ada dua ekor sapi, setelah dicek di kandang, menunjukkan sebanyak 15 ekor hewan ternak sapi pembelian dari Pracimantoro, Wonogiri yang ada semua menunjukkan gejala klinis terkena PMK.
Pihaknya kemudian melakukan pengambilan sampel dan sekaligus pengobatan terhadap seluruh ternak sapi. Dari pengujian sampel di laboratorium, hasilnya keluar, pada Senin ( 9/5), semua dari 15 ekor sapi positif mengidap PMK.
Disnakkan Boyolali langsung melakukan sosialisasi kepada seluruh kepala desa dan peternak, untuk menutup seluruh pasar hewan, sebagai antisipasi agar tidak memunculkan wabah yang lebih besar.
Hampir semua warga di desa di wilayah Boyolali memiliki hewan ternak sapi. Jadi harus gerak cepat. Lebih dari itu, seluruh peternak diminta tidak melakukan pembelian, dan apalagi adanya dengan harga yang murah, demikian Lucia Dyah Suciati .
Baca juga: 124 ekor sapi di empat kecamatan Lumajang terjangkit PMK
Baca juga: Kementan siapkan strategi pemberantasan penyakit mulut-kuku ternak
Baca juga: Ratusan ternak sapi di Gresik terserang PMK butuh status KLB
Baca juga: Menkes: Penyakit mulut dan kuku sangat jarang menular ke manusia
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022
Tags: